Mulai beroperasi tahun 2013, Lion Parcel terbilang “new kid on the block” di kancah logistik. Namun berkat dukungan infrastruktur jaringan serta armada pesawat berfrekuensi tinggi milik Lion Group, penyedia jasa kurir ini mampu melayani permintaan pengiriman untuk tujuan domestik maupun internasional. Saat ini, Lion Parcel memiliki sekitar 3000 rekanan yang membantu pengiriman ke tujuan.
Menyadari persaingan sengit di industri logistik, manajemen Lion Parcel selalu mencari teknologi yang membantu perusahaan meningkatkan proses dan nilai tambah bagi pelanggan. Salah satu fokus utama adalah pelayanan di last mile operation atau layanan yang berhubungan langsung dengan pelanggan. Jika proses di last mile ini optimal, perusahaan pun memiliki keunggulan kompetitif saat bersaing dengan perusahaan logistik lain.
Beberapa contoh optimalisasi adalah perkiraan sampainya barang ke tangan penerima, transparansi invoice dan bukti pengiriman, atau kebijakan pengembalian barang yang mudah dan cepat.
Namun ada salah satu area lagi yang penting untuk dioptimasi, yaitu proses pencatatan transaksi (invoicing) pada transaksi cash-on-delivery (COD). Selama ini, proses invoicing melibatkan pertukaran dokumen fisik yang lambat dan tidak tidak efisien. Inefisiensi semakin terasa pada mekanisme COD karena uang yang diberikan konsumen harus melewati banyak tahap sampai akhirnya diterima penjual.
Risiko yang muncul pun banyak, mulai dari keterlambatan menyerahkan uang cash antarvendor, ketidaksesuaian invoice, dan lemahnya monitoring dalam cash movement.
Faktor inilah yang mendorong Lion Parcel mengembangkan sistem otomatisasi berbasis digital wallet system. Sistem ini diharapkan bisa menciptakan transaksi tunai yang aman dan mudah, mulai dari konsumen hingga pelanggan, distributor, sampai pengirim.
Lebih Transparan
Untuk mengimplementasikan sistem ini, Lion Parcel menggandeng perusahaan asal India, LogiNext. LogiNext sendiri adalah penyedia solusi Software-as-a-Service di sektor logistik yang sudah bermitra dengan 200 perusahaan di Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Amerika Utara.
Sistem kerja digital wallet seperti ini. Misalkan ada sebuah pengiriman barang yang dilakukan agen Lion Parcel kepada seorang pembeli menggunakan metode COD. Ketika pembeli membayar dengan uang tunai kepada sang agen, transaksi secara otomatis dicatat oleh sistem.
Lalu, sistem akan mendebit saldo milik sang agen sesuai jumlah yang ia terima. Dengan kata lain, tidak ada perputaran uang kontan dalam proses ini. Dan karena proses berlangsung secara digital, setiap ID transaksi akan disimpan sebagai referensi.
Secara umum, implementasi sistem digital wallet ini menawarkan efisiensi jasa pengiriman. Tercipta transparansi dalam pengelolaan COD serta proses cash handover yang lebih cepat, terdokumentasi, dan error-free. Selain itu, proses operasional menjadi lebih lentur (agile) dan responsif sehingga perusahaan dapat segera mengambil tindakan ketika terjadi ketidaksesuaian.
“Lion Parcel bertekad memenuhi segala aspek bagi kesuksesan pelanggan melalui mekanisme COD yang efektif dan tangkas” jelas Farian Kirana (Direktur Lion Parcel).
Sementara Dhruvil Shangvi (CEO LogiNext), menyebut sistem ini akan mendorong Lion Parcel siap menjawab tantangan. "Optimalisasi dari last mile operation ini dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi perusahaan" ungkap Dhruvil.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR