Find Us On Social Media :

Banyak perusahaan tertarik membangun Private 5G, mungkinkah?

By Wisnu Nugroho, Minggu, 18 November 2018 | 10:47 WIB

Jaringan private 5G memungkinkan perusahaan mengontrol penuh operasional pabrik

Tak lama lagi kita akan memasuki era jaringan 5G. Meski masih dibayang-bayangi masalah kesehatan, jaringan 5G menawarkan kelebihan yang membuka berjuta implementasi di industri.

Tak heran jika belakangan muncul wacana membangun jaringan private 5G untuk perusahaan. Perusahaan otomotif BMW, misalnya, telah menyatakan ke Pemerintah Jerman mengenai ketertarikan mereka menggelar jaringan 5G sendiri.

Apa sebenarnya kelebihan teknologi 5G? Yang utama, tentu saja kecepatan. Secara teori, jaringan 5G memiliki kecepatan 100X lebih tinggi dibanding teknologi 4G saat ini. Namun kelebihan lain yang tak kalah penting adalah response time yang sangat cepat, sehingga data bisa terkirim nyaris secara real-time.

Pada konteks perusahaan manufaktur seperti BMW, semua kelebihan tersebut menjanjikan otomasi dan efisiensi. Mereka bisa menerapkan sensor atau Internet of Things pada seluruh aspek mesin produksinya, sehingga meningkatkan visibilitas proses produksi. Teknologi 5G juga memungkinkan sistem robotik yang lebih canggih, satu hal yang masih sulit diterapkan dengan teknologi 4G atau WiFi yang ada saat ini.

Mengapa Private 5G?

Semua kelebihan teknologi 5G sebenarnya bisa dirasakan menggunakan jaringan 5G untuk publik. Namun banyak perusahaan yang enggan mempercayakan data penting (seperti operasional pabrik) bersliweran di jaringan 5G publik. Mereka ingin memiliki jaringan 5G pribadi  sehingga bisa mengatur operasional jaringan, sehingga memiliki kontrol penuh atas availability maupun security.

Jalan ke arah private 5G sudah mulai disusun. Audi, misalnya, telah menandatangani kerjasama dengan penyedia jaringan asal Swedia, Ericsson. Keduanya sepakat membangun area percobaan 5G di markas utama Audi di Ingolstadt.

Akan tetapi, rencana private 5G ini memang akan menemui banyak tantangan. Operator jaringan keberatan dengan rencana private 5G ini, dengan alasan akan menimbulkan segmentasi jaringan. Dan tentu saja, private 5G akan mengurangi kesempatan bisnis operator, padahal mereka harus mengeluarkan jutaan dollar untuk mendapat hak pemanfaatan frekuensi 5G.

Penyedia teknologi jaringan 5G seperti Ericsson atau Huawei juga berhadapan dengan posisi sulit. Private 5G memang akan membuka kesempatan bisnis baru, namun sekaligus menggerogoti bisnis operator. Padahal, operator adalah bagian penting dari bisnis mereka selama ini.

Walhasil, solusi paling optimal kemungkinan adalah jaringan hybrid. Perusahaan tetap bisa memiliki private 5G, namun khusus untuk local-area network sekitar pabrik. Saat data itu dikirim ke luar pabrik, seperti ke kantor pusat, tetap menggunakan jaringan 5G operator.