Find Us On Social Media :

Ketika Teknologi Kecerdasan Buatan Ungguli Kecerdasan Manusia

By Dayu Akbar, Jumat, 30 November 2018 | 08:00 WIB

kredit: International Finance Magazine

Sejak dulu, sudah banyak prediksi yang menyebutkan bahwa di masa depan, teknologi robot maupun kecerdasan buatan (AI) akan dapat menggantikan tugas manusia. Dan saat ini, hal tersebut sudah mendekati kenyataan dengan banyaknya teknologi berbasis AI yang mampu mengalahkan kemampuan manusia dalam berbagai bidang. Inilah beberapa “kemenangan” AI dari pembuatnya.

AlphaGo Kalahkan Pemain Go Profesional

kredit: www.slate.com

Pada bulan Maret 2016, AlphaGo, suatu program kecerdasan manusia bikinan Google DeepMind, menantang Lee Se-dol untuk bertanding dalam permainan tradisional yang dikenal dengan nama Go. Lee Se-dol adalah pemain Go profesional berusia 33 tahun asal Korea Selatan yang merupakan pemegang 18 gelar internasional untuk jenis permainan ini.

Go adalah satu jenis boardgame dari Cina yang mengandalkan kemampuan adu strategi dua pemainnya. Keduanya harus menggerakan batu hitam dan putih pada papan kota persegi dengan tujuan merebut wilayah terbanyak. Pada babak pertama, Lee sempat unggul dan mampu mengalahkan AlphaGo. Namun ternyata kecerdasan AlphaGo akhirnya mampu mengalahkan Lee di empat babak selanjutnya.

AI Milik Alibaba Kalahkan Manusia dalam Tes Uji Baca

kredit: Tech Wire Asia

Tidak hanya jago mengembangkan bisnis e-commerce saja, Alibaba juga ternyata memiliki unit riset khusus yang bertugas untuk mengembangkan tekonologi AI. Tujuannya tentu saja untuk menerapkan AI secara bertahap untuk berbagai aplikasi, seperti layanan pelanggan, tutorial museum, dan tanggapan online terhadap pertanyaan pelanggan.

Guna menguji kemampuan teknologi AI miliknya, pada bulan Januari 2018 lalu, Alibaba melakukan beberapa tes yang dibuat oleh para ahli AI di Stanford untuk mengetahui kemampuan membaca robot. Hasilnya? Ternyata AI buatan Alibaba menjadi yang pertama berhasil mendapatkan nilai lebih tinggi dari manusia. Pada pengujian tersebut, AI Alibaba mendapatkan nilai 82,44, sedikit lebih tinggi dari nilai yang didapatkan peserta manusia yaitu 82,304.

Deep Blue vs Gary Kasparov

kredit: Informivora

Di era 1990-an, nama Gary Kasparov dikenal sebagai Grand Master catur asal Rusia yang dianggap sebagai pecatur terbaik di dunia, bahkan hingga saat ini. Pada 10 Februari 1996, Kasparov menggelar laga, menantang Deep Blue, sebuah komputer buatan IBM, yang mampu menganalisis hingga 200 juta langkah per detik.

Di pertandingan tersebut, secara keseluruhan Gary Kasparov unggul dengan skor 4-2. Kemudian IBM memperbarui kemampuan Deep Blue dan kembali melakukan pertandingan kedua pada bulan Mei 1997. Di pertandingan kedua ini, Deep Blue berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 3,5 – 2,5. Dengan hasil ini, Deep Blue menjadi komputer pertama yang mengalahkan juara dunia bertahan. Kini Deep Blue sudah 'dipensiunkan' dan dipamerkan di Museum Nasional Sejarah Amerika (National Museum of American History), Amerika Serikat.

Komputer Watson Kalahkan Juara Jeopardy

kredit: Flavorwire

Kekalahan manusia terhadap kecerdasan buatan juga terjadi ketika mesin komputer yang diberi nama Watson, mampu mengalahkan dua mantan juara acara kuis TV, Jeopardy. Pada permainan ini, peserta diberi pernyataan berupa jawaban, kemudian mereka diminta membuat pertanyaan yang jawabannya cocok dengan pernyataan yang diberikan.

Watson sendiri telah dilengkapi dengan informasi dari 200 juta halaman ensiklopedia, koran, dan sumber lainnya. Dalam tiga detik, Watson mampu menemukan 100 jawaban yang memungkinkan dan setiap jawaban kemungkinan diuji 100 kali sebelum digunakan. Watson, yang namanya diambil dari nama pendiri IBM yaitu Thomas J. Watson, dibuat oleh tim ilmuwan IBM selama empat tahun dan dirancang untuk dapat menandingi kemampuan manusia dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dalam bahasa alami (natural language).

Libratus Melawan Empat Pemain Poker Profesional

kredit: Gizmodo

Sejarah juga mencatat bahwa Libratus, sebuah mesin poker dengan teknologi AI, mampu mengalahkan empat pemain poker profesional. Dibuat oleh para peneliti dari Carnegie Mellon University dengan biaya US$1,7 juta, Libratus bertanding melawan para pemain professional, di antaranya adalah Jason Les, Dong Kim, Daniel McAulay, dan Jimmy Chou dalam laga 20 hari.

Meskipun sebelumnya kecerdasan buatan telah berhasil mengalahkan otak manusia dalam beberapa pertandingan, tapi kemenangan Libratus ini terbilang penting, mengingat poker merupakan permainan dengan informasi yang acak dan tidak sempurna.

Untuk membangun Libratus, para peneliti tidak hanya menggunakan satu atau dua kecerdasan buatan, melainkan tiga sekaligus. Lalu, menggunakan metode reinforcement learning yang juga digunakan oleh AlphaGo, Libratus belajar menjadi pemain poker handal dengan bertanding melawan dirinya sendiri.

BioMind Kalahkan Diagnosa 15 Dokter

kredit: LA Times

Kehebatan teknologi AI juga terjadi di bidang kedokteran. Tim riset dari Beijing Tiantan Hospital, berhasil mengembangkan teknologi AI yang diberi nama BioMind. Kecerdasan buatan ini telah diuji coba berkompetisi melawan 15 dokter ternama di Cina dalam mendiagnosis tumor dan memprediksi ekspansi hematoma atau penggumpalan di pembuluh darah. Hasilnya, BioMind mampu melakukan diagnosa dengan benar terhadap 225 kasus dengan tingkat akurasi 87 persen dalam waktu 15 menit. Sementara itu, “lawan” BioMind, yaitu tim 15 dokter tadi, menghasilkan tingkat akurasi 66 persen dalam waktu sekitar 30 menit.

Kemampuan BioMind ini disebut setara dengan kemampun seorang dokter senior dengan tingkat akurasi 90 persen. Dijelaskan bahwa teknologi BioMind AI dilatih dengan mengolah data dari ribuan gambar atau foto hasil diagnosis yang terkait dengan penyakit tersebut, yang merupakan data milik Tiantan Hospital selama 10 tahun.