Find Us On Social Media :

Promo 11.11 Alibaba Bikin Impor Barang Konsumsi di Indonesia Naik

By Adam Rizal, Selasa, 11 Desember 2018 | 16:00 WIB

Alibaba Singles Day 2018

Saat ini pemerintah memiliki program untuk membatasi impor dan meningkatkan ekspor untuk meningkatkan nilai tukar rupiah di pasar. Besarnya, impor mempengaruhi melebarnya defisit transaksi berjalan Indonesia.

Namun, salah satu penyebab lonjakan impor barang konsumsi pada tahun ini yaitu tingginya transaksi belanja digital alias e-commerce.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan salah satu momen yang meningkatkan gairah belanja masyarakat Indonesia adalah promo belanja yang dilakukan oleh Alibaba di Tiongkok.

"Saat acara Alibaba di Cina (singles day) kemarin, kayaknya banyak orang Indonesia yang belanja juga disana, tapi enggak apa-apa, masak distop," ujar Darmin di Hotel Raffles, Jakarta.

Untungnya, berdasarkan persentasenya, jumlah impor barang konsumsi tercatat lebih sedikit porsinya ketimbang bahan baku dan barang modal industri.

Berdasarkan catatan pemerintah, 70-75 persen impor Indonesia adalah bahan baku dan barang modal tercatat 20 persen dan barang konsumsi 10 persen.

"Walaupun barang konsumsi tiba-tiba melejit cepat, tampaknya didukung oleh e-commerce," ucapnya.

Alibaba sendiri melaporkan Alibaba Group Holding Limited mengumumkan total Gross Merchandise Volume (GMV) sebesar RMB 213,5 miliar atau senilai US$ 30,8 miliar atau setara dengan Rp 450 triliun pada event Single Day 11.11 ini.

Alibaba baru saja menyelenggarakan acara tahunan belanja dengan diskon besar-besaran yang disebut Single Day pada 11 November 2018.

"Pencapaian itu tercatat naik sebesar 27 persen dibandingkan pada 2017. Perayaan Single Day ini merupakan salah satu hal yang memperlihatkan kekuatan dan kebangkitan ekonomi berbasis konsumsi di Tiongkok," kata CEO Alibaba Group Daniel Zhang.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2018 masih mengalami defisit. Tercatat neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD1,82 miliar.

Defisit neraca perdagangan pada 2018 ini disebabkan lonjakan impor yang masih tinggi. Adapun lonjakan impor sendiri mencapai 23,66%