Operator seluler Indosat Ooredoo bersiap menyambut jaringan internet generasi kelima, 5G yang akan rilis beberapa tahun mendatang.
Lebih lanjut, Division Head RAN/Access NSAS Indosat, Joko Riswandi mengatakan bahwa sesuai rencana pemerintah, dalam hal ini Kominfo, regulasi terkait 5G baru akan digulirkan pada pertengahan 2020, atau awal 2021.
"Menurut kita, itu sangat terlambat," aku Joko ditemui di kantor Indosat Ooredoo di Jakarta, Selasa (12/11/2018). "Pemerintah harus lebih cepet, kalau regulasinya aja baru 2021, berarti bisa jadi kita baru bisa eksekusi 5G tahun 2021 atau 2022," imbunya.
Padahal menurut Joko, pada 2020 nanti permintaan koneksi 5G sudah banyak. Joko memprediksi akan banyak dikendalikan oleh industri ketimbang individu. Sebab, jaringan 5G mengutamakan kecepatan tinggi dengan latensi yang sangat rendah di bawah satu milidetik.
"Aplikasi yang membutuhkan (jaringan 5G) adalah aplikasi kecepatan tinggi, sepert Virtual Reality, Internet of Thing, dan sebagainya," jelas Joko.
Indosat pun tidak akan menunggu proyek perluasan 4G nasional rampung lebih dulu, untuk memulai jaringan 5G. Joko mengatakan bahwa pihaknya akan mulai menggelar 5G di beberapa tempat jika regulasi telah siap.
"Kita tidak akan menunggu instalasi 4G selesai semua, kita akan mulai 5G di beberapa kluster terpilih," ujar Joko dijumpai di kantor Indosat sendiri menginginan 5G siap digelar pada 2020, dan mengklaim jika base transceiver station (BTS) mereka di Jakarta telah siap dengan jaringan 5G.
Namun, pihaknya mesti menunggu regulasi dari pemerintah terkait frekuensi. "Sampai hari ini di Kominfo (Kementrian Komunikasi dan Informatika) sendiri belum diputuskan, kapan akan merilis frekuensi untuk 5G di Indonesia," jelas Joko.