Find Us On Social Media :

Setahun Tidak Menggunakan Smartphone, Diberi Hadiah Rp.1,5 miliar

By Wisnu Nugroho, Selasa, 18 Desember 2018 | 15:27 WIB

Kecanduan smartphone

Perusahaan minuman AS, Vitaminwater, membuka sayembara yang bagi banyak orang mungkin mustahil: puasa tidak menggunakan smartphone selama setahun. Jadi sepanjang 365 hari, pengguna tidak boleh sama sekali mengoperasikan atau bahkan menyentuh smartphone (termasuk  tablet PC) untuk alasan apapun.

Untuk mengikuti sayembara ini, peminat tinggal mendaftar sambil menyebutkan kegiatan alternatif yang akan dilakukan saat tidak menggunakan smartphone. Satu peserta dengan alasan paling menarik akan dipilih dan kemudian menjalani hidup tanpa smartphone untuk satu tahun ke depan. Untuk memastikan sang peserta benar-benar menjalani puasa smartphone, panitia akan melakukan tes kebohongan di akhir periode.

Akan tetapi, peserta terpilih ini bukan berarti tidak bisa sama sekali terkoneksi ke internet. Aturan sayembara menyebutkan, peserta masih bisa menggunakan komputer (notebook maupun desktop) dan speaker pintar. Peserta juga masih bisa menggunakan ponsel era 90-an sebagai alat komunikasi.

Hidup tanpa smartphone selama satu tahun memang berat. Namun jika berhasil, Vitaminwater menjanjikan hadiah sebesar US$100 ribu atau sekitar Rp1,5 miliar. Jika hanya berhasil menjalani selama enam bulan, hadiahnya turun drastis menjadi Rp.150 juta saja.

Kecanduan Smartphone

Meski terdengar konyol, sayembara puasa smartphone ini memiliki makna tersendiri. Saat ini, smartphone menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern berkat kemampuannya yang multifungsi.

Namun di sisi lain, pengguna kini memiliki kecenderungan untuk menggunakan smartphone secara berlebihan.  Survei yang pernah dilakukan Pew Research menunjukkan, 46% responden mengaku tidak bisa hidup tanpa smartphone.

Ketergantungan ini sendiri bukan tanpa alasan. Profesor neuroradiology Korea Selatan, Dr. Hyung Suk Seo, pernah melakukan penelitian terhadap 19 responden yang diagnosa memiliki ketergantungan terhadap smartphone dan internet. Responden ini kemudian dites menggunakan MRS (magnetic resonance spectroscopy) untuk melihat perubahan kimia di otak.

Hasil MRS responden yang mengalami kecanduan smartphone itu kemudian dibandingkan dengan responden lain yang tidak kecanduan. Ada dua zat kimia otak yang menjadi fokus, yaitu GIx (glutamate-glutamine) yang menimbulkan antusiasme, serta GABA (gamma aminobutyric acid) yang menurunkan kegelisahan.

Hasilnya, responden yang kecanduan memiliki rasio GIx berbanding GABA yang jauh lebih tinggi dibanding otak normal. Hal ini menunjukkan, penggunaan smartphone yang berlebihan akan meningkatkan produksi GIx yang menyebabkan otak terus-menerus merasa antusias. Sementara itu, produksi GABA menurun sehingga pengguna mudah merasa gelisah.

Hal ini yang dapat menjelaskan mengapa menatap layar smartphone menghadirkan sensasi menyenangkan yang sulit ditolak, dan secara bersamaan meningkatkan faktor kegelisahan. Yang menarik, efek kecanduan smartphone terhadap otak mirip seperti efek kecanduan obat terlarang.

Karena itu, sudah saatnya kita mengurangi penggunaan smartphone!