Find Us On Social Media :

Diterpa Isu Racun bagi Perempuan, Saham Twitter Merosot 12 Persen

By Adam Rizal, Senin, 24 Desember 2018 | 19:00 WIB

NEW YORK, NY - NOVEMBER 07: The Twitter logo is displayed on a banner outside the New York Stock Ex

Saham Twitter langsung anjlok hingga 12 persen atau mencapai USD 29,29 persaham lantaran Citron Research menyebut Twitter sebagai "Harvey Weinstein-nya media sosial".

Harvey Weinstein sendiri adalah produser Hollywood yang dituduh melakukan kekerasan seksual terhadap belasan aktris walaupun Weinstein sudah menyangkal semua tuduhan tersebut.

Citron Research yang merupakan publikasi milik short-seller Andrew Left mengkaji laporan Twitter itu berdasarkan Amnesty International mengenai praktik pelecehan yang dialami oleh pengguna Twitter perempuan.

"Kebencian di Twitter itu nyata dan perusahaan tidak mengambil langkah yang tegas untuk menangani masalah tersebut," tulis Citron Research dalam laporannya seperti dikutip CNBC.

"Citron percaya para pengiklan harus membuat keputusan membangun merek berbasiskan moralitas," pungkasnya.

Sebelumnya, Amnesty International merilis studi tentang bagaimana Twitter merupakan platform yang beracun bagi perempuan, terutama perempuan berkulit hitam.

Cuitan yang bernada rasis dan diskriminatif, hingga ancaman pembunuhan, sering menghantui pengguna Twitter perempuan.

"Hinaan secara online terhadap perempuan dalam skala ini seharusnya tidak ada di platform media sosial. Perusahaan seperti Twitter memiliki tanggung jawab dalam menjunjung HAM, yang dalam hal ini memastikan perempuan yang menggunakan platform tersebut untuk berekspresi dengan bebas dan tanpa rasa takut," tulis laporan tersebut.

Hapus Ratusan Ribu Akun

Twitter melaporkan telah menangguhkan 205.156 akun terorisme sejak enam bulan pertama tahun 2018, terbilang rendah dibandingkan enam bulan terakhir pada 2017 yang mencapai 1,2 juta akun.

Perusahaan media sosial yang dipimpin oleh Jack Dorsey itu juga untuk pertama kalinya merilis statistik tentang akun-akun yang melanggar aturan di platformnya.

Twitter membagi laporannya dalam enam kategori yaitu: penyalahgunaan, eksploitasi seksual anak, tindakan kebencian, informasi pribadi, media sensitif, dan ancaman berbahaya.