Find Us On Social Media :

Bye Bye! Essential Phone, Ponsel Bapak Android Tak Lagi Dijual

By Adam Rizal, Minggu, 30 Desember 2018 | 15:00 WIB

Andy Rubin (CEO dan Pendiri) Essential Products

Sempat digadang-gadang menjadi primadona ponsel Android, Essential Phone menyerah dan tak berdaya melawan gempuran Apple iPhone, Samsung Galaxy dan vendor smartphone asal Tiongkok.

Padahal, Essential Phone lahir dari racikan tangan Andy Rubin (Bapak Android) yang sudah paham betul daleman sistem operasi Google tersebut.

Ya, Essential selaku vendor smartphone mengumumkan tidak lagi menjual dan memproduksi Essential Phone.

Awalnya, Essential mengharapkan Essential Phone mampu menjadi pesaing Apple iPhone dan perangkat high-end lainnya. Essential Phone yang hadir pada Agustus 2017 memiliki layar lekuk dan poni layar kecil, meski tidak mampu bersaing dengan perangkat high-end lainnya.

"Kami telah menjual habis Essential Phone di essential.com dan tidak akan lagi menambah inventaris baru," ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip The Verge.

Saat mengunjungi situs resminya, tertulis bahwa produk Essential Phone memang "Sold Out". Sekadar informasi, ponsel tersebut terakhir dijual dengan harga USD 499, atau sekitar Rp 7,2 juta.

"Kini kami tengah berusaha keras untuk produk mobile kami selanjutkan dan akan terus menjual aksesori serta menyediakan pembaruan software sekaligus dukungan ke pelanggan untuk para komunitas," kata Essential.

Jadi, Essential masih menyediakan update software, jadi tidak membuat perangkat tersebut menjadi ketinggalan zaman.

Selain itu sejumlah penjual pihak ketiga, Amazon tidak mencantumkan ponsel cerdas ini pada situsnya, dan situs Best Buy tidak lagi menawarkan ponsel dalam versi non-bundling.

Sementara itu pada situs operator Amerika Serikat, Sprint, halaman khusus Essential Phone tampil tanpa gambar, harga, dan informasi terkait dengan ponsel tersebut.

Menarik untuk ditunggu bagaimana kiprah Essential dan Andy Rubin ke depannya. Yang jelas, walau berstatus sebagai penggagas notch pada smartphone, Essential Phone bisa dibilang gagal total lantaran tak menghasilkan penjualan yang begitu signifikan, meski sudah menelan biaya lebih dari USD 100 juta untuk pengembangannya.