Find Us On Social Media :

Geser Apple dan Amazon, Microsoft Jadi Perusahaan Paling Bernilai

By Adam Rizal, Kamis, 3 Januari 2019 | 18:00 WIB

Satya Nadella (CEO Microsoft)

Tahun lalu, Apple dan Amazon berada di urutan pertama dan kedua perusahaan paling bernilai di dunia.

Tak diduga, Microsoft langsung menyalip kedua perusahaan teknologi bonafit itu sebagai perusahaan teknologi paling bernilai di dunia.

Hal itu merupakan prestasi bersejarah karena terakhir kali Microsoft menyabet perusahaan paling bernilai di dunia pada 2002 seperti dikutip CNET.

Microsoft memiliki market cap sebesar USD779 miliar, mengalahkan Apple dan Amazon yang masing-masing memiliki market cap USD746,5 miliar dan USD728 miliar.

Kesuksesan Microsoft tidak lepas dari tangan dingin Satya Nadella (CEO Microsoft). Nadella telah melakukan perubahan dengan fokus pada layanan cloud, software open-source, dan layanan cross-platform termasuk keputusan Microsoft yang mengakuisisi GitHub.

Hal tersebut penting karena nilai akusisi GitHub merupakan yang terbesar ketiga di bawah LinkedIn dan Skype.

Di bidang tersebut, Microsoft bersaing dengan Amazon--dengan AWS--menjadi pemain besar. Penjualan layanan cloud computing-nya kini mencapai US$ 100 miliar.

Dengan keberhasilan ini, sejumlah analis memprediksi bahwa Microsoft dapat bernilai lebih dari USD 1 triliun sebelum akhir 2019.

Bahkan, posisi ini dapat bertahan selama tiga hingga lima tahun ke depan mengingat portofolio yang dimiliki perusahaan.

Sekadar informasi, selama tiga bulan terakhir, nilai saham Microsoft turun dari USD 109,60 per saham menjadi USD 106,47.

Namun, penurunan 2,9 persen ini telah juga sebanding dengan penurunan harga saham Apple yang terjun dari USD 217,94 ke 174,62 (turun 19,9 persen) selama periode yang sama.

Investor pun khawatir, penjualan iPhone yang lebih lambat dari harapan. Hal ini pula yang kemudian membuat jumlah orderan iPhone 2018 turun.

Sebenarnya bukan hanya Apple yang tengah mengalami pelambatan. Perusahaan AS lainnya, yakni Amazon, nilai sahamnya juga turun 18 persen selama tiga bulan terakhir.

Penurunan nilai saham itu dari USD 1.927,68 menjadi USD 1.581,33 per lembar saham.