Find Us On Social Media :

Strategi Menyusun Masterplan Smart City yang Efektif dan Berkelanjutan

By Rafki Fachrizal, Jumat, 4 Januari 2019 | 15:35 WIB

Masterplan Smart City harus bisa meningkatkan ekonomi warga

Pembangunan smart city di berbagai kota dan kabupaten di Indonesia saat ini terus bergulir. Hal ini bisa dilihat dari Gerakan Menuju 100 Smart City 2018 yang melibatkan 50 kota/kabupaten di Indonesia. Melalui gerakan ini, pemerintah kota/kabupaten diharapkan memiliki masterplan terkait smart city yang bisa diimplementasikan dalam tahun-tahun mendatang.

Memiliki masterplan tentang smart city ini penting karena akan menjamin inisiatif yang efektif dan berkelanjutan. Hal ini diungkapkan Arya Damar (Direktur Utama Lintasarta) di sela-sela penutupan Gerakan Menuju 100 Smart City 2018 beberapa waktu lalu. “Saat ini, masih banyak daerah yang membangun infrastruktur dulu. Padahal, yang paling penting itu adalah masterplan” ungkap Arya.

“Dengan master plan, pemerintah daerah punya perencanaan atau roadmap dalam mengembangkan smart city” ungkap Arya. Selain itu, master plan juga menjamin program yang telah disiapkan akan tetap berkelanjutan meskipun nantinya terjadi pergantian pemimpin daerah.

Meningkatkan Ekonomi

Saat menyusun master plan smart city, faktor penting yang harus dipikirkan adalah integrasi data. Dengan memiliki satu sumber data yang akurat, pemerintah daerah bisa mendapatkan informasi yang tepat.

“Sebagai contoh, pemerintah daerah bisa mengetahui jalan-jalan mana saja yang rusak, jumlah warga yang sakit, aduan dari warga dan lain sebagainya” tambah Arya. Dengan data yang sudah terintegrasi ini, pemerintah daerah bisa langsung mengambil keputusan dengan cepat, termasuk  keputusan pengelolaan masalah dan penentuan alokasi anggaran.

Dalam menyusun master plan smart city, pemerintah daerah juga harus memasukkan inisiatif yang memberikan daya ungkit terhadap perekonomian daerah tersebut. Contohnya jika suatu daerah ingin meningkatkan sektor pariwisata, pemerintah daerah bisa membangun aplikasi terkait hal tersebut, seperti destinasi pariwisata, kuliner, pilihan akomodasi, sampai itinerary.

Akan tetapi Arya juga mengingatkan, membuat aplikasi saja tidak cukup. Harus ada kampanye yang komprehensif untuk mendukung aplikasi ini, termasuk strategi pemasaran digital untuk mempopulerkan daerah wisata tersebut. “Jadi ketika publik mencari objek tersebut, mereka bisa mendapatkan informasi yang lengkap dan jelas” ungkap Damar.

Solusi Menyeluruh

Lintasarta sendiri memiliki solusi yang membantu pemerintah daerah membangun master plan smart city. Solusi yang ditawarkan Lintasarta tidak hanya terkait teknologi dan aplikasi, namun juga semua aspek terkait smart city. Aspeknya mulai dari masterplan, infrastruktur IT, jasa integrasi data, aplikasi, pendampingan change management, dan sosialisasi ke masyarakat.

“Dengan tahapan-tahapan yang kami miliki tersebut, implementasi Smart City di daerah tersebut dapat berjalan dengan lebih terarah, terukur, dan optimal.” papar Arya.

Dalam mewujudkan Smart City di pemerintah daerah, Lintasarta juga menggandeng dan memberdayakan ekosistem IT yang ada di daerah tersebut. Lintasarta mengajak dan memberdayakan sumber daya lokal seperti developer aplikasi lokal, sistem integrator/distributor IT lokal, dan peran lainnya dalam ekosistem smart city. Dengan demikian, solusi Lintasarta Smart City mampu menghidupkan dan memberdayakan ekosistem partner di bidang TI.

Saat ini, tercatat Lintasarta sudah banyak membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan smart city. Beberapa contohnya adalah Kota Bengkulu, Kota Batu, Kota Lampung, sampai Kabupaten Langkat.

Yang terbaru adalah akhir tahun 2018 lalu, ketika Lintasarta mendapat kepercayaan dari Pemkab Badung untuk membangun Badung Command Center dan Data Center yang berfungsi sebagai pusat monitoring dan controlling bagi Pemkab Badung.