Find Us On Social Media :

USB-IF Luncurkan Progam Autentikasi untuk USB Type-C agar Lebih Aman

By Cakrawala, Sabtu, 5 Januari 2019 | 16:02 WIB

USB Type-C, pelan tapi pasti, menjadi port antarmuka utama untuk banyak perangkat. Berbagai smartphone terkini misalnya telah menggunakan USB Type-C dan bukannya micro-USB seperti beberapa tahun lalu. Begitu pula dengan aneka notebook dan PC desktop masa kini yang telah menyertakan USB Type-C pada panel I/O-nya. Nah, belum lama ini, USB-IF (USB Implementers Forum) mengumumkan peluncuran USB Type-C Authentication Program. Progam autentikasi untuk USB Type-C ini bertujuan agar tak sembarang perangkat bisa terhubung ke perangkat lain melalui USB Type-C, sehingga bisa lebih aman.

"USB-IF sangat senang untuk meluncurkan USB Type-C Authentication Program, memberikan para OEM fleksibilitas untuk mengimplementasikan sebuah kerangka kerja keamanan yang paling sesuai dengan kebutuhan produk mereka yang spesifik," ujar Jeff Ravencraft (President dan COO USB-IF)

Progam autentikasi untuk USB Type-C ini sifatnya adalah opsional. Namun program tersebut tentunya memberikan opsi bagi produsen untuk menghadirkan perangkat yang lebih aman, perangkat dengan celah keamanan yang lebih sedikit. Produsen notebook misalnya bisa mewajibkan autentikasi untuk seri tertentu notebook-nya yang ditujukan untuk para profesional. Pada notebook ini, hanya perangkat USB Type-C yang lulus autentikasi yang diperbolehkan terhubung. Perangkat USB Type-C yang tak terpercaya akan ditolak.

Selain menawarkan protokol standar untuk melakukan autentikasi terhadap charger, kabel, dan perangkat lainnya, autentikasi ini pun bisa dilakukan melalui jalur data USB maupun kanal komunikasi USB Power Delivery. Autentikasi yang ditawarkan USB-IF tersebut memang tidak hanya bertujuan meningkatkan keamanan melainkan juga keselamatan.

Ambil contoh kabel USB Type-C. Kabel USB Type-C dirancang untuk bisa menghantarkan arus yang lebih besar dari kabel micro-USB "biasa". Namun, tidak bisa dijamin bahwa suatu kabel USB Type-C pasti memenuhi persyaratan ini, bergantung dari produsennya. Begitu pula dengan karakteristik lainnya. Dengan tersedianya opsi autentikasi untuk USB Type-C, produsen smartphone misalnya bisa mewajibkan autentikasi untuk varian tertentu produknya. Pada produk tersebut, hanya kabel USB Type-C yang lulus autentikasi yang diizinkan menyuplai daya. Bila pengguna menggunakan kabel abal-abal dari pihak lain, smartphone bersangkutan akan menolak diisi ulang baterainya.

Progam autentikasi untuk USB Type-C memang menawarkan keunggulan. Namun, sifatnya yang opsional bisa saja menimbulkan masalah. Misalnya kabel USB Type-C yang disertakan oleh smartphone A sebenarnya serupa dengan kabel USB Type-C yang disertakan oleh smartphone B. Namun, smartphone A tidak melakukan autentikasi, sedangkan smartphone B mewajibkan autentikasi. Bisa saja kabel USB Type-C yang disertakan smartphone A tidak dapat digunakan untuk mengisi ulang baterai smartphone B, walau sebenarnya secara kelistrikan tidak ada masalah.