Find Us On Social Media :

Impossible Burger: Burger yang menjadi bintang di pagelaran CES 2019

By Wisnu Nugroho, Jumat, 11 Januari 2019 | 18:58 WIB

Dari tampilan, Impossible Burger terlihat mirip seperti burger asli

Pada pagelaran CES 2019, salah satu bintang pameran adalah burger buatan Impossible Foods. Mungkin terdengar aneh sebuah burger bisa masuk pameran teknologi terbesar seperti CES. Akan tetapi, Impossible Burger memang bukan burger biasa. Burger ini menggunakan daging sapi yang sepenuhnya dibuat dari sayuran (vegetarian).

Sejak berdiri tahun 2011, Impossible Food memang memiliki misi menghilangkan kebutuhan akan daging dengan membuat produk vegetarian yang memiliki citra rasa semirip mungkin. “Ketergantungan manusia akan daging telah menimbulkan efek negatif bagi lingkungan”  ungkap Pat Brown, CEO dan pendiri Impossible Foods. “Peternakan sapi menyita separuh lahan di bumi, dan membutuhkan seperempat kebutuhan air” ungkap Brown mencontohkan.

Usaha memproduksi produk vegetarian yang menyerupai daging memang bukan hal yang baru. Namun pada CES 2019 ini, Impossible Foods memperkenalkan formulasi daging burger terbaru yang menyita perhatian. Pasalnya, Impossible Burger ini benar-benar memiliki rasa seperti burger betulan.

“Saya sudah tidak makan daging selama 10 tahun, dan Impossible Burger membuat saya eneg karena begitu mirip dengan daging asli” Jons Solsman, wartawan CNET yang juga vegetarian. Sedangkan Drew Prindle dari Tech Trend menyebut “Impossible Burger adalah produk paling impresif di CES 2019 ini”.

Molekul Rahasia

Kunci rahasia Impossible Food adalah menemukan molekul yang disebut heme. Daging sapi memiliki molekul heme dalam jumlah yang besar, dan heme adalah unsur yang menyebabkan daging sapi memiliki aroma “darah” yang unik itu.

Yang menarik, heme sebenarnya juga ditemukan di tanaman meski dalam jumlah yang beragam. Ketika menemukan pentingnya peran heme, tim peneliti Impossible Foods kemudian mencari produk tanaman yang juga memiliki jumlah heme yang besar. Setelah meneliti berbagai tanaman, tim menemukan akar dari tanaman polong-polongan memiliki kadar heme terbesar.

Dari temuan itulah, Impossible Foods mengembangkan “daging” dari sayuran. Meski menggunakan molekul yang sama seperti daging asli, Impossible Food mengklaim “daging” mereka tidak akan memberikan efek negatif daging asli (seperti meningkatkan kolesterol). 

Selain daging sapi, Impossible Foods juga bertekad membuat formulasi vegetarian untuk menggantikan daging ayam dan ikan. “Dengan memahami mekanisme molekuler dari daging, kami dapat mengolah produk natural yang dapat menggantikan daging; baik dari sisi nutrisi, harga, dan tentu saja rasa” ungkap Brown.

Saat ini, Impossible Foods telah memiliki restoran di beberapa negara. Di Asia, Impossible Foods sudah ada di Hong Kong, dan tahun ini akan membuka cabang di Singapura. Kita tunggu saja kapan Impossible Foods membuka cabang di Indonesia, sehingga kita menikmati sayuran rasa daging asli.