Find Us On Social Media :

Google Hapus Aplikasi yang Minta Akses SMS dan Telepon Pengguna

By Adam Rizal, Rabu, 16 Januari 2019 | 16:00 WIB

Google Hapus Aplikasi yang Minta Akses SMS dan Telepon Pengguna

Google akan menghapus aplikasi yang meminta akses untuk membaca SMS atau histori panggilan telepon ponsel pengguna. Hal itu merupakan tindak lanjut kebijakan Google untuk aplikasi yang akan masuk ke Play Store.

Google berjanji akan menghapus aplikasi yang memiliki persyaratan dari Play Store dalam beberapa minggu ke depan. Selain itu, Google juga akan menindak para pengembang yang tidak menyertakan deklarasi perizinan untuk aplikasi yang ditaruh di Play Store.

Kebijakan terbaru Google itu bertujuan untuk mengurangi peredaran aplikasi yang selama ini meresahkan konsumen karena meminta akses ke informasi yang tidak berkaitan dengan fungsi aplikasi tersebut seperti dikutip Phone Arena. Jika Google menghapusnya, pengembang akan memiliki dua opsi. Pertama, mereka harus mengirimkan versi baru aplikasi yang tidak meminta izin SMS. Opsi kedua, jika aplikasi tersebut memang meminta izin SMS dan riwayat panggilan, pengembang harus menyertakan formulir deklarasi khusus.

Kendati begitu, Google hanya memberi waktu hingga 9 Maret, saat itu perusahaan akan menentukan apakah mereka akan menghapus izin tersebut atau memberikan persetujuan kepada pengembang aplikasi.

Kebijakan baru Google itu termasuk melarang pengembang memiliki akses ke SMS dan histori panggilan konsumen serta perbaikan-perbaikan lainnya, membuat konsumen dapat mengatur akses ke data mereka.

Iklan Mengganggu

Penayangan iklan di situs-situs web kerap membuat pengunjung merasa tidak nyaman. Apalagi kalau iklan dimaksud bersifat intrusive alias mengganggu, misalnya dengan menghalangi tampilan konten.

Nah, mulai pertengahan tahun ini, tepatnya pada 9 Juli 2019 mendatang, browser Chrome besutan Google akan mulai menggulirkan fitur ad blocker yang bisa memblokir iklan-iklan pengganggu tersebut.

Langkah itu diambil seiring dengan bergabungnya Google ke dalam Coalition for Better Ads, yakni grup industri yang berusaha membuat pengalaman browsing lebih nyaman untuk pengguna internet.

Caranya adalah dengan hanya menampilkan iklan web sesuai standar. Standar dimaksud telah dipublikasikan pada Maret 2017 lalu setelah melalui riset yang melibatkan lebih dari 60.000 pengguna.

Berdasarkan standar ini, ada 12 tipe iklan yang dikategorikan sebagai intrusive ads dan bakal diblokir oleh Chrome, baik di situs desktop maupun mobile. Standar iklan mengganggu menurut Coalition of Better Ads.

Kedua belas iklan tersebut di antaranya iklan pop-up, video iklan auto-play dengan suara, stiker iklan yang memenuhi layar, flash, dan sebagainya. Definisi selengkapnya bisa dilihat di tautan berikut.

Fitur pemblokir iklan Chrome tak serta merta akan menghilangkan semua iklan di situs, namun hanya akan menyaringnya sesuai standar tersebut.