Find Us On Social Media :

Film How To Train Your Dragon: The Hidden World Gunakan 600 TB Data

By Liana Threestayanti, Senin, 21 Januari 2019 | 13:30 WIB

Running Man,Network connection turned into, vector illustration.

Menggandeng NetApp, DreamWorks bertransformasi menjadi data-driven company agar dapat menyajikan data-driven story telling dan pengalaman yang lebih nyata (immersive) dalam film-film animasinya.

Siapa tak kenal film Shrek, Kung Fu Panda, Madagascar, Trolls, dan How To Train Your Dragon? Film-film animasi besutan DreamWorks Animation hampir selalu mendapat sambutan hangat dari audiens di seluruh dunia. Mungkin yang tak banyak diketahui orang adalah untuk “menghidupkan” karakter-karakter di dalam sebuah film animasi dibutuhkan rarta-rata ratusan seniman dan engineer TI, lebih dari 600 terabita data, lebih dari 100 juta jam komputasi (compute hour), dan setengah miliar file digital.

Data merupakan fondasi bagi DreamWorks untuk menciptakan pengalaman yang lebih nyata dalam dunia imajinasi film animasi. Jeff Wike, Chief Technology Officer, DreamWorks mencontohkan kehadiran secara bersamaan 60.000 ekor naga yang berbeda satu sama lain dalam film terbaru DreamWorks, How To Train Your Dragon: The Hidden World. Satu animation sequence dalam film ini membutuhkan sekitar 50 terabita data. Padahal, produksi pertama film Shrek pada tahun 2001 membutuhkan total enam terabita saja.

Tak sekadar menyajikan sebuah kemampuan data-driven story telling, perusahaan yang berbasis di Glendale, Los Angeles, AS ini juga menjadi data-driven company dengan memanfaatkan data untuk mengoptimalisasi lingkungan produksinya.

Volume data itu kian bertambah seiring ekspansi bisnis digital DreamWorks. Selain film animasi dan serial televisi, DreamWorks secara aktif mengembangkan content untuk taman hiburan, live entertainment, dan platform-platform baru, seperti AR dan VR.

“Oleh karena itu transformasi yang didorong oleh data ini mengharuskan kami mencapai efisiensi yang lebih besar untuk agar bisa berbagi workflow di berbagai platform dan menjaga aset untuk pemanfaatan content di masa depan,” jelas Jeff Wike seperti dikutip dari laman web NetApp.

Pengelolaan Data di Platform Hibrida

Sebagai perusahaan yang sejak awal selalu mengedepankan inovasi teknologi untuk mendukung para senimannya menuangkan kreativitas, DreamWorks menggandeng NetApp untuk menerapkan strategi penyimpanan, pengelolaan, dan pemanfaatan data dengan solusi Data Fabric.

Solusi ini merupakan pendekatan berbasis software-defined untuk pengelolaan data yang memampukan perusahaan mengoneksikan pengelolaan data dan sumber daya storage yang terpisah-pisah, serta menyederhanakan pengelolaan data antara storage di lingkungan on-premises dan cloud.

Data Fabric memungkinkan divisi TI DreamWorks mendukung production workflow dengan mengoptimalkan dan memanfaatkan data dalam jumlah sangat besar dari berbagai proses produksi yang berlangsung secara simultan. Solusi ini juga membantu memaksimalkan creative development dengan memastikan ketersediaan data secara on demand bagi para seniman di tahap kreatif, iterasi, dan review. Di sisi lain, Data Fabric menyederhanakan dan mengotomatisasi infrastruktur untuk memaksimalkan production uptime.

“Seperti dikatakan Jeff, film DreamWorks berikutnya, How to Train Your Dragon: The Hidden World, memiliki tingkat inovasi grafis yang membutuhkan kinerja, kecepatan, aksesibilitas, dan stabilitas data yang belum pernah ada sebelumnya di lingkungan TI. Data Fabric dari NetApp dan keahlian tim TI DreamWorks, sangat penting untuk membangun infrastruktur dan layanan pengelolaan data yang dibutuhkan untuk menghasilkan kreasi content on-demand dan real-time bagi para seniman, yang diharapkan dapat bekerja dengan kecepatan imajinasi,” pungkas Scott Dawkins, Chief Technology Officer of Storage Systems and Software, NetApp.