Find Us On Social Media :

Mulai Hari Ini, Forward Pesan WhatsApp Maksimal hanya 5 Kali

By Adam Rizal, Selasa, 22 Januari 2019 | 09:00 WIB

Dengan cara mudah, Whatsapp ternyata bisa dibajak

Pertengahan tahun 2018 lalu, WhatsApp membatasi jumlah pesan terusan (forward) di India. Jumlah pesan yang bisa diteruskan turun dari 20 kontak menjadi hanya lima kontak saja.

Pembaruan ini dilakukan guna menekan peredaran hoaks dari pesan berantai yang banyak dikirim via WhatsApp.

Dengan alasan yang sama pula, fitur forward pesan tersebut juga dibatasi di Indonesia. Hal ini dikonfirmasi Kementerian Komunikasi dan Informatika.

"(Fitur forward ini) untuk mengurangi potensi viralnya hoaks. Ini sebetulnya kami bicarakan sejak September tahun lalu. Kemudian dua bulan terakhir sudah dilakukan uji coba beta," jelas Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara dalam keterangan persnya.

Chief RA, panggilan Rudiantara mengatakan pembaruan ini akan mulai efektif hari ini. Terkait pembatasan ini, Rudiantara mengatakan menyambut baik upaya WhatsApp melalui fitur ini.

"Kolaborasi ini kami sambut baik, ini menunjukan bahwa WhatsApp datang ke Indonesia bukan hanya untuk bisnis tapi untuk menciptakan pasar yang kondusif", imbuh Rudiantara.

VP Public Policy & Communication WhatsApp Victoria Grad yang turut hadir dalam konferensi pers tersebut mengatakakan bahwa fitur ini tak hanya berlaku di Indonesia. Ia mengungkapkan ada empat hingga lima negara yang sedang berdiskusi dengan WhatsApp untuk menerapkan fitur ini.

"Kami telah menguji coba di seluruh dunia sejak musim panas sekitar bulan Juli atau Augstus lalu. Yang kami lihat adalah perilaku meneruskan pesan turun 20 persen sejak diimplementasikan sejak musim panas lalu", papar Victoria.

Victoria menjelaskan secara teknis bahwa cara kerja fitur ini hanya membatasi pesan "forward" dalam satu kali pengiriman, bukan membatasi penerusan pesan dalam satu hari.

"Kami sudah melakukan banyak riset dan menemukan bahwa lima kontak adalah angka yang tepat", imbuh Victoria.

Mengenai jumlahnya sendiri, Menkominfo tak mempermasalahkan maksimal lima kontak. Menurutnya, jumlah ini sudah efektif untuk menekan peredaran pesan berantai.

Menkominfo menjelaskan modus operandi hoaks biasanya berawal dari media sosial seperti Facebook, Twitter, atau Instagram. Kemudian penyebar hoaks akan melakukan screenshot (tangkapan layar) konten hoaks tersebut.

"Lalu mereka menurunkan konten tadi dari medsos oleh mereka sendiri dan memviralkannya di WhatsApp, jadi yang kita tekan adalah jumlah peredarannya", lanjut Rudiantara.

Setelah pengirim pesan memilih lima kontak, baik kontak personal maupun grup, akan muncul pop-up yang memberitahu bahwa pengirim sudah mencapai batas maksimal lima kontak.