Find Us On Social Media :

Alasan Pemerintah Harus Tunda Rencana "Buyback" Saham Indosat Saat ini

By Adam Rizal, Rabu, 30 Januari 2019 | 12:00 WIB

Ilustrasi Indosat Ooredoo

CEO dan Presiden Direktur Indosat Ooredoo, Chris Kanter kembali menjelaskan soal isu pembelian kembali ( buyback) saham Indosat dari Qatar Telecom, pemilik grup Ooredoo.

Hal ini menurutnya agar isu ini tidak terus-terusan menggelantung di pasar. Dikatakan Chris, sangat tidak mungkin bagi pemerintah jika ingin melakukan buyback Indosat pada saat ini, meski menurutnya Presiden Jokowi sudah mengupayakannya sejak 2018 lalu.

"You mau beli barang yang harganya lagi turun dari orang yang kaya banget, bukan kaya doang, mana mau jual dia," ujar Chris di acara jumpa media di Yogyakarta.

Chris menceritakan pertemuannya dengan Presiden Jokowi pada November 2018 lalu. Ia menjelaskan kepada presiden, walaupun Qatar Telecom selaku pemilik Ooredoo memberikan diskon, harga Indosat tetap akan di atas pasar (terlalu mahal).

"Jadi saya sampaikan ke presiden, melihat keadaan sekarang, simply impossible (buyback Indosat)," kata Chris.

Ia pun menjelaskan, Qatar Telecom saat ini telah beroperasi di sepuluh negara, tahun depan, mereka menargetkan menjadi world telco leader dengan berekspansi menjadi beroperasi di 20 negara.

Sementara jumlah pelanggan Indosat sendiri, menurut Chris, berkontribusi 56 persen kepada total jumlah pelanggan group Ooredoo di seluruh dunia.

"Kalau mau jadi group dunia, mana mau jual. Tetap mau (jual) tetapi kalau (Qatar Telecom) lagi pengen cari duit, ini (kondisinya) lagi pengen belanjain duit," tuturnya.

Chris melanjutkan, kalaupun pemerintah mau membeli dengan harga yang Qatar Telecom mau, pastinya akan mahal sekali, di atas harga market saat ini. Ia pun menganjurkan lebih baik dananya dipakai untuk infrastruktur lain.

"Saya berbicara bukan dalam konteks dukung-mendukung, tetapi supaya isu ini (buyback) selesai, tidak menggelantung jadi bulan-bulanan Pilpres," katanya.

"Saya bukan ngebelain (Presiden Jokowi) lho, Indosat ngga ada urusan nomor 01 atau 02, saya menyampaikan fakta," lanjut Chris.

Ooredoo adalah perusahaan telekomunikasi berbasis di Qatar, yang saat ini memegang mayoritas saham Indosat.

Ooredoo mengakuisisi saham Indosat pada 2002 lalu saat pemerintah melepas 41,9 persen saham ke Ooredoo.

Saat ini, pemerintah Indonesia hanya mempunyai 14,29 persen saham Indosat, sedangkan Ooredoo mengantongi saham 65 persen. Sisanya dimiliki publik.