Find Us On Social Media :

Lagi-lagi Skandal Facebook: Membayar Remaja agar Mau "Dimata-matai"

By Wisnu Nugroho, Kamis, 31 Januari 2019 | 10:31 WIB

Skandal Facebook: membayar remaja untuk dimata-matai

Lagi-lagi, Facebook tertimpa skandal. Kali ini seputar kejadian di tahun 2016 ketika Facebook melakukan riset terhadap remaja di AS. Mereka membayar responden seumuran 13-35 tahun untuk menjadi responden dan memasang aplikasi Facebook Research berbasis iOS.

Ketika responden bersedia memasang aplikasi Facebook Research ini, gerak-gerik mereka saat menggunakan iPhone akan direkam oleh Facebook. Informasi yang dikumpulkan mulai dari chat, private message, kiriman foto/video, email, situs yang dikunjungi, sampai informasi lokasi. Dengan cara ini, Facebook bisa menganalisa kebiasaan responden, termasuk interaksi mereka di aplikasi lain di dalam iPhone.

Atas kesediaan “dimata-matai” itu, Facebook membayar responden sebesar US13-$20 per bulan.

Namun yang kontroversial bukan cuma soal responden, namun juga caranya. Agar pengguna bisa memasang Facebook Research ini, Facebook menggunakan jalur Developer Enterprise Program untuk memasukkan aplikasi Facebook Research ini ke Apple Play Store.

Menggunakan jalur Developer Enterprise Program, Facebook berhasil mengakali sistem review Apps Store

Sebeanarnya, Apple menyediakan jalur ini  bagi perusahaan yang ingin menyebarkan aplikasi mereka ke karyawan dan lingkungan internal perusahaan. Ketika menggunakan jalur ini, sebuah aplikasi tidak perlu menjalani review mendalam dari Apple seperti aplikasi iOS lain.

Nah pada kasus ini, Facebook menggunakan jalur Developer Enterprise Program untuk sebuah aplikasi yang pada dasarnya adalah pengguna biasa.

BACA JUGA: Inilah 21 Skandal Facebook di tahun 2018

Bukan yang Pertama

Facebook sendiri mengakui pihaknya menggunakan jalur tersebut untuk menyebarkan aplikasinya. Namun seperti dikutip dari TechCrunch, Facebook menegaskan langkah tersebut tidak bertentangan dengan aturan.

“Seperti perusahaan lain, kami mengundang orang untuk berpartisipasi di penelitian yang bertujuan peningkatan layanan kami” tulis Facebook. “Kepada responden, kami dengan jelas menjelaskan informasi yang kami kumpulkan dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi. Kami tidak membagi informasi tersebut ke pihak lain dan responden bisa berhenti berpartisipasi kapan saja” tambah Facebook.

Facebook sendiri berjanji akan menarik aplikasi Facebook Research dari Apps Store. Namun setelah berita ini tersebar, Apple segera melakukan penyelidikan dan menemukan pelanggaran yang berujung pada penghapusan aplikasi Facebook Research dari Apps Store.

Facebook sendiri sudah beberapa kali melakukan pelanggaran di platform Apple Store. Tahun lalu, Apple memerintahkan Facebook menarik Onavo, aplikasi VPN buatan Facebook, dari Apps Store. Mengingat Apple sangat “galak” dalam melindungi data pengguna, pelanggaran Facebook Research ini bisa jadi akan berbuntut panjang bagi Facebook.