CEO Indosat Ooredoo yang baru, Chris Kanter, menanggapi keluhan pelanggan soal jaringan internet yang "lemot".
Menurut pria yang kerap disapa CK itu, penambahan dan penguatan jaringan bakal menjadi salah satu fokus program kerjanya.
Berbicara dengan sejumlah media tentang pencapaiannya selama 100 hari bekerja sebagai bos Indosat, CK bercerita bagaimana ia meyakinkan pemegang saham Indosat untuk memberikan tambahan modal, untuk memperluas dan memperkuat jaringan.
"Kami yakinkan pemegang saham, kami mesti tambah capex (belanja modal) Rp 10 triliun, nah itu yang kami deliver sekarang (dipakai untuk membangun BTS)," kata CK di Yogyakarta.
"Sekitar 80 persen lebih saya pakai buat pengembangan network, jadi komitmen kami gede-gedean," imbuhnya.
Dengan demikian, diharapkan pelanggan Indosat dapat merasakan peningkatan kualitas layanan, termasuk dalam hal kecepatan sehingga tidak lagi "lemot".
Fokus penetrasi di luar Jawa
Pada kuartal akhir 2018 lalu, Indosat Ooredoo mengklaim bahwa seluruh jaringannya di Indonesia sudah dilayani BTS 4G.
Hingga akhir 2019, Indosat bakal memasang 4.300 site BTS, fokusnya adalah di Pulau Jawa dan Sumatera.
Untuk Pulau Jawa, Indosat fokus pada penambahan kapasitas jaringan, sementara di Sumatera untuk perluasan jangkauan.
"Fokus penetrasi di luar Jawa, dengan menjaga kualitas di Jawa," kata CK.
Sementara pada 2020 nanti, Indosat masih menghitung berapa site BTS lagi yang bakal dibangun. Kemungkinan jumlahnya antara 5.000 hingga 6.000 BTS, jumlah pastinya masih dalam tahap finalisasi.
Sebelumnya, Indosat Ooredoo pada Oktober 2018 lalu mengumumkan bakal mengalokasikan belanja modal 2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 30 triliun dalam dua tahun ke depan, dengan alokasi Rp 10 triliun untuk tahun pertama.