Setiap karyawan yang bekerja di kantor Anda pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, ada yang pintar dan ada yang bodoh.
Pendiri Alibaba Jack Ma memberikan bocoran cara mengatur pegawai yang pintar dan bodoh karena kedua karakter itu memiliki pendekatan yang berbeda.
Jack Ma selalu mengatur pegawai yang pintar dengan pendekatan nilai (value) dan budaya daripada mengandalkan aturan semata karena pendekatan nilai bisa memberikan motivasi yang lebih kuat dalam pelaksanaan tugas.
"Untuk mengelola orang-orang pintar, kamu harus memakai budaya, sistem nilai karena mereka percaya apa yang mereka kerjakan. Aturan dan hukuman hanya berlaku untuk orang-orang bodoh," tegasnya seperti dikutip World Economic Forum.
Meskipun demikian, Jack Ma sangat menyukai pegawai yang pintar, bahkan yang lebih pintar dari dirinya.
"Ketika saya mempekerjakan orang, saya pekerjakan orang yang lebih pintar dari saya. Orang-orang yang pada empat, lima tahun kelak dapat menjadi bos saya," ucapnya.
"Saya menyukai orang-orang yang positif dan pantang menyerah," imbuhnya.
Jack Ma juga menyayangkan terjadinya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Bahkan, ia memprediksi perang dagang akan berlangsung hingga 20 tahun.
"Ini (perang dagang) akan berantakan. Ini bukan sebuah perang dagang, ini adalah kompetisi antar dua negara," ucapnya September lalu.
Saat ini perang dagang terus berkecamuk antara AS dan Tiongkok yang berlomba-lomba menaikkan tarif impor.
Presiden AS Donald Trump telah mengenakan tarif pada lebih barang impor Tiongkok senilai USD 250 miliar yang masuk ke negaranya.
Sejak kampanye presiden, Trump kerap mengeluhkan praktik dagang Tiongkok yang tidak adil dan merugikan hak kekayaan intelektual produk AS.