Find Us On Social Media :

Tak Peduli Perang Dagang, Foxconn Teruskan Pembangunan Pabrik di AS

By Adam Rizal, Rabu, 6 Februari 2019 | 17:00 WIB

Para pekerja Foxconn sedang merakit iPhone di pabrik perakitan Foxconn di Tiongkok

Manufaktur perakitan iPhone asal Tiongkok, Foxconn meneruskan rencananya membangun pabrik panel layar di Wisconsin, Amerika Serikat (AS) di tengah perang dagang berkecamuk antara pemerintah Amerika Serikat (AS) vs Tiongkok.

Sebelumnya, Foxconn sempat galau untuk melanjutkan rencananya tersebut, mengingat manufaktur Foxconn berada di Tiongkok. Chairman Foxconn Terry Gao memutuskan untuk tetap kukuh pada rencana awal setelah ia bertemu dengan Presiden AS, Donald Trump.

"Setelah diskusi produktif antara White House dan Foxconn. Komunikasi personal antara Presiden Donald J. Trump dan Chairman Terry Gou, Foxconn akan melanjutkan rencana konstruksi fasilitas fab Gen 6, yang akan berlokasi di jantung Wisconn Valley Science and Technology Park," tulis Foxconn dalam pernyataannya seperti dikutip 9to5Mac.

Trump menyambut positif rencana Foxconn untuk merealisasikan rencananya itu. Menurut Trump, keputusan Foxconn untuk mendirikan pabrik di Wisconsin merupakan kabar baik setelah ia melakakukan pertemuan dengan Terry Gou.

Foxconn belum memastikan jenis pekerjaan apa yang nantinya akan dilakukan di pabrik tersebut. Awalnya, Foxconn menyebut pabrik senilai USD 10 miliar itu akan menaungi para engineer.

Namun dalam pernyataan terbarunya, Foxconn tak menyebut secara spesifik siapa yang akan bekerja di pabrik itu kecuali jumlah pegawai yang bisa ditampungnya yaitu 13 ribu orang.

"Kampus ini akan menjadi fasilitas perakitan tingkat tinggi dan juga menjadi hub untuk inovasi teknologi tinggi di negara ini," tulis Foxconn dalam pernyataannya.

Salah satu hal yang membuat Foxconn tertarik ingin membuat pabrik di AS adalah diskon pajak dan insentif yang diberikan, yang saat ini jumlahnya mencapai USD 4 miliar.

Tarik ulur rencana pembangunan pabrik Foxconn di AS telah diumumkan sejak 2017 silam. Saat itu, pemanufaktur utama Apple ini mengindikasikan akan membuat memproduksi panel layar berukuran raksasa untuk televisi dan perangkat premium lainnya.

Seiring berjalannya waktu, pada musim panas lalu Foxconn mengubah rencana untuk memproduksi panel layar berukuran lebih kecil untuk kebutuhan perangkat elektronik.

Kendati demikian, ahli ekonomi dari University of Wisconsin Steven Deller menilai pendirian pabrik ini merupakan langkah ragu-ragu yang terkesan mempermainkan AS.

"Saya rasa mereka sedang bermain-main. Mereka sebelumnya telah sepakat atas hal serupa di India, Brasil, dan Pennsylvania. Mereka mempunyai catatan kerap menjanjikan sesuatu dan tidak mewujudkannya," ucap Deller.