Find Us On Social Media :

Milenial dan Laptop Seri Premium akan Jadi Fokus Lenovo Tahun Ini

By Rafki Fachrizal, Kamis, 7 Februari 2019 | 18:37 WIB

Budi Janto, Country General Manager Lenovo Indonesia (kedua dari kiri) dan jajaran tim Lenovo Indonesia.

Generasi milenial diakui Lenovo Indonesia sebagai salah satu fokus target konsumen yang akan dibidik pada tahun 2019. Melihat milenial menyukai hal-hal terkait premium, tahun ini Lenovo Indonesia akan gencar meningkatkan campaign untuk laptop di kelas premium seperti seri Yoga, Legion, Ideapad, dan Thinkpad.

Budi Janto selaku Country General Manager Lenovo Indonesia, mengatakan bahwa milenial saat ini tidak mau menggunakan laptop tradisional yang performanya kurang mampu untuk mendukung aktivitas mereka seperti dalam bekerja atau gaming misalnya.

“Kita lihat milenial ini akan jadi future key costumer kita. Jadi kita bisa bilang kalau investasi dan marketing Lenovo sekarang lebih banyak berkomunikasi dengan milenial. Oleh karena itu, Kita akan lebih banyak campaign-nya ke laptop yang premium. Kenapa? Kami melihat ini adalah katagori for the future. Kategori ini seperti laptop convertible, gaming, dan AiO (All in One) yang memang perkembangannya sangat cepet sekali," ujar Budi.

Ketika berbicara soal bisnis, Budi mungungkap bahwa pasar indonesia sangat potensial bagi keberlangsungan dari bisnis Lenovo Indonesia. “Kalo global liat pasar indonesia itu sulit, kita ngga akan berinvestasi di Indonesia kaya misalnya PC, data center, segala macam lainnya kita kan investasi terus. Karyawan kita juga terus bertambah, jadi Indonesia ini merupakan salah satu pasar yang penting bagi Lenovo.”

Budi juga menjelaskan bahwa pasar produk Lenovo sendiri berada di urutan pertama di skala tingkat global, sedangkan untuk di Indonesia sendiri di urutan kedua dengan marketshare sekitar 22% dari periode kuartal I-III 2018.

“Kita ngga ambisius sekali untuk jadi nomor satu, tapi kita akan grow yang namanya itu sustainble. Kita mau grow itu ngga misalnya dari 22% ke 30-40% cuma sebentar abis itu turun, tapi kita maunya grow-nya sustainble,” kata Budi.

“Bisnis kalo grow-nya terlalu cepet, turunnya juga cepet. Jadi kalo misalnya grow-nya steady biasanya akan sustainble,” tambah Budi.