Find Us On Social Media :

Aksi Manipulasi Data akan Hantui Pilpres 2019, KPU dalam Bahaya?

By Adam Rizal, Jumat, 8 Februari 2019 | 06:00 WIB

Ada 1,3 Juta Twit Beredar Selama #DebatPilpres2019 Twitter Indonesia mencatat, selama seminggu ter

Pesta demokrasi terbesar di Indonesia pada tahun ini yaitu pemilihan presiden 2019 di bulan April nanti tidak luput dari ancaman siber berupa manipulasi data yang menguntungkan pihak-pihak tertentu.

Kaspersky Lab Indonesia memprediksi aksi manipulasi data masih kerap terjadi di Pilpres 2019 karena semua hal yang berkaitan dengan Pilpres 2019 saat ini menjadi pusat perhatian.

"Saya bilang data yang bisa dimanipulasi. Data apapun yang bisa dimanipulasi. Data yang bisa dibobol itu jadi peluang. Begitu ada kesempatan data yang bisa ditangkap ya diincar. Itu celah keamanan yang menjadi target yang menguntungkan dan menarik," kata Territory Channel Manager SEA Kaspersky Lab Indonesia Dony Koesmandarin.

Dony mengatakan data-data Pilpres 2019 sangat menarik bagi peretas dan data-data yang diretas akan memberikan efek yang besar.

"Semua orang menaruh perhatian ke sana (Pilpres 2019). Pusat perhatian ke Pilpres. Begitu jadi pusat perhatian, itu adalah target yang sangat baik. Siapapun yang berhubungan dan berkepentingan menjadi target," tutur Dony.

Bahkan, Dony mengatakan ada orang-orang yang membayar peretas untuk melakukan pembobolan data menjelang Pilpres 2019. Hal ini menjadi motif ekonomi peretas untuk meretas data sebagai tentara digital bayaran.

"Kalau ekonomi juga dia punya keuntungan pribadi. Misalnya seseorang bayar peretas untuk melakukan ini. Peretas jadi punya keuntungan ekonomi kareana ada orang yang dibayar untuk meretas," kata Dony.

Dony menjelaskan bahwa serangan juga bisa dilakukan oleh peretas yang berasal dari luar negeri karena peretas bisa mengelabui polisi bermodalkan virtual private network (VPN).

"Sekarang saya di Indonesia. Saya buat VPN dari Hong Kong. Yang terdeteksi pasti Hong Kong. Padahal saya di Indonesia, jadi tidak terbatas ruang dan waktu," ujarnya.

KPU?

Saat ditanya, apakah hacker tersebut mengincar Komisi Pemilihan Umum (KPU) maupun lembaga survei yang yang selama ini selalu mengolah data terkait perolehan suara, Dony secara langsung mengiyakan maupun membantah.

"Pokoknya siapapun yang memegang data (jadi target) karena angka ini yang kita tunggu-tunggu (di Pilpres). Itu nanti diincar untuk dimanipulasi data," katanya.

"Serangan bisa dari mana saja. Soal internet, ini sudah nggak bisa bicara ruang dan waktu. Bisa dari sini atau dari luar," sambung Dony menjawab pertanyaan pergerakan serangan siber dari hacker pada Pilpres 2019.