Dell Technologies mengungkapkan potensi dan karakter Gen Z atau remaja yang lahir setelah 1996.
Hasilnya, Gen Z memiliki pemahaman yang mendalam tentang teknologi dan lebih mengutamakan pengalaman.
Managing Director Dell EMC Indonesia, Catherine Lian mengatakan Gen Z sangat percaya diri tentang keterampilan teknologi mereka dan optimistis kemampuan tersebut dibutuhkan di dunia kerja yang serba digital.
"Bagi Gen Z, teknologi bukan hanya alat untuk mendorong kemajuan manusia, tapi, juga sebagai sarana untuk memeratakan pemberdayaan informasi," katanya di Jakarta.
Berdasarkan riset, ada 68 persen responden menilai pendidikan mereka tergolong "baik" atau "sangat baik" dalam mempersiapkan mereka untuk memasuki dunia kerja.
Lebih dari separuh responden, 85 persen, meyakini teknologi dan otomasi akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil dengan mencegah bias dan diskriminasi.
Ada sekitar 60 persen menjawab mereka menginginkan pekerjaan yang melibatkan mereka dalam teknologi, baik berupa penelitian maupun pengembangan.
Pendekatan generasi Z terhadap pekerjaan tidak selalu berorientasi materi, 47 persen percaya pekerjaan memiliki arti dan tujuan yang lebih dari sekedar mendapatkan gaji.
Sebanyak 41 persen meyakini pekerjaan harus bisa memberi keterampilan dan pengalaman baru.
Sebanyak 93 persen responden mengakui saat ini merupakan zaman kerja sama mesin dengan manusia, 56 persen diantaranya berpendapat manusia dan mesin merupakan tim yang terintegrasi.
Sementara itu, 37 persen lainnya melihat mesin sebagai alat yang digunakan sesuai kebutuhan. Meski pun generasi Z sudah berinteraksi dengan teknologi sejak lahir dan akrab dengan media sosial, mereka masih menganggap penting interaksi manusia di tempat kerja.
Sebanyak 57 persen responden menyukai komunikasi langsung bertatap muka dengan rekan kerja mereka, 3 persen menyatakan komunikasi melalui pesan singkat merupakan pilihan terakhir.
Sebanyak 79 persen Generasi Z mengharapkan dapat belajar langsung ke rekan kerja, bukan secara online.