Find Us On Social Media :

Ini Visi Jokowi dan Prabowo untuk Industri 4.0, Siapa Paling Visioner?

By Adam Rizal, Senin, 18 Februari 2019 | 16:00 WIB

Ini Visi Jokowi dan Prabowo Tentang Industri 4.0, Siapa yang Paling Visioner?

Revolusi industri 4.0 menjadi pembicaraan hangat dalam Debat Pilpres 2019 kedua yang digelar semalam, Minggu (17/2/2019).

Masing pasangan calon presiden baik Joko Widodo dan Prabowo Subianto memiliki visi dan misi untuk membawa Indonesia sukses di industri 4.0.

Calon Presiden 2019 nomor urut 1, Joko Widodo mengatakan kunci kesuksesan Indonesia di industri 4.0 terletak pada persiapan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan melek teknologi.

"Contoh petani. Perlunya, petani diperkenalkan pada marketplace sehingga mereka bisa berjualan secara online, sehingga hubungan antara konsumen dengan petani semakin dekat," katanya.

Joko Widodo atau yang kerap disapa Jokowi mengatakan saat ini Indonesia sedang menyiapkan agar usaha kecil, mikro dan super mikro di Indonesia mengtahui bagaimana bisa memanfaatkan sistem online tersebut.

"Sehingga membangun ekosistem online maupun offline sangat diperlukan dengan waktu yang cepat. Inilah proses yang terus kita kerjakan di lapangan sehingga kita tidak tertinggal dengan negara lain dalam menyongsong revolusi industri," urai Jokowi.

Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga menyampaikan bahwa proyek Palapa Ring yang bertujuan menghubungkan seluruh Indonesia dengan kabel optik, sudah hampir 100 persen selesai.

"Di Indonesia bagian barat, timur, tengah sudah hampir 100 persen. Saat ini sistem 4G sudah dibangun hampir 74 persen di kabupaten kota. Tahun ini, saya kira kalau ini selesai, akan mudah bagi kita masuk ke era digitalisasi," ujarnya bersamaan dengan berakhirnya sesi gilirannya berbicara.

Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto mengatakan, "Kita sama-sama memahami dahsyatnya perkembangan industri 4.0 yang akan datang dengan AI, robotik, ini akan berdampak satu pabrik yang biasanya punya ribuan pekerja bisa diganti dengan robot dan hanya membutuhkan kurang dari 50 orang bekerja," ujarnya membuka opini.

"Tapi inti yang ingin saya sampaikan, kita bicara industri 4.0, kita sekarang belum bisa membela petani kita sendiri. Ini yang kita masalahkan," sambungnya.

Prabowo juga menilai pemerintah belum menjamin harga-harga pangan terjangkau oleh rakyat, sehingga hal tersebut menjadi fokus keprihatinannya. "Bagus kita bicara industri 4.0, tapi saya lebih ingin menjamin bahwa Indonesia bisa menyediakan pangannya sendiri tanpa impor-impor dari negara manapun," tegasnya.

Jokowi menanggapi pernyataan prabowo. Ia optimis menyongsong revolusi industri 4.0, dengan mencontohkan para petani yang sudah go digital. Dalam hal ini, Jokowi memberikan contoh startup pertanian TaniHub.

"Coba kita lihat produk-produk petani sudah masuk ke marketpalce produk pertanian. Lihat TaniHub sudah memasarkan produk pertanian langsung ke konsumen sehingga harganya bisa diangkat," ujarnya.

"Juga kredit-kredit yang dilakukan fintech peer to peer yang juga sudah dilakukan langsung ke para petani. Saya kira itu hal yang konkret yang justru lebih membuka kesempatan bagi petani kita untuk melompat, untuk berproduksi karena diberikan harga yang lebih baik, tidak lewat agen-agen di tengah yang terlalu banyak. Saya kira konsep besar fintech seperti itu," tutupnya.