Lembaga riset Ipsos mengungkapkan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) menjadi daya tarik utama para pelaku usaha perdagangan elektronik (e-commerce) untuk meraih pendapatan sebanyak-banyaknya.
"Harbolnas jadi sejata utama e-commerce untuk meraup pendapatan. Tapi, mereka akan terbentur glass ceiling," kata Managing Director Ipsos Indonesia, Soeprapto Tan di Jakarta.
Dalam riset "E-commerce 4.0 What's Next", Ipsos mencatat Harbolnas yang palling populer adalah 12.12 yang digelar setiap 12 Desember, meski pun kuartal terakhir tiap tahun disemarakkan berbagai pesta belanja antara lain 10.10 dan 11.11.
Harbolnas 12.12 menjadi yang paling diminati karena banyak pekerja yang mendapatkan bonus akhir tahun. Sebanyak 78 persen menyukai Harbolnas 12.12 karena diskon yang ditawarkan lebih besar.
Konsumen juga tertarik dengan flash sale (66 persen) dan gratis ongkos kirim (64 persen) yang ditawarkan selama Harbolnas.
Dari 1.000 responden yang mengikuti survei online selama 27 Desember 2018 hingga 11 Januari 2019, 52 persen mengaku mau menunggu Harbolnas agar mendapatkan barang dengan harga lebih murah.
Sebanyak 43 persen menjawab mereka membeli beberapa barang di online shop berbeda dalam waktu bersamaan saat Harbolnas.
Kemudian, 33 persen memberi barang yang tidak diperlukan karena tergiur harga yang murah, sementara 4 persen mengaku hanya membeli barang saat Harbolnas.
Ipsos melihat loyalitas konsumen selama Harbolnas masih bersifat pragmatis karena konsumen memanfaatkan promosi yang ditawarkan dan mau mengikuti program lain yang serupa Harbolnas
Secara umum, kategori barang paling diminati di e-commerce di Indonesia masih diduduki oleh fesyen dan baju olah raga (64 persen), produk elektronik (38 persen) dan gawai (37 persen).
Kategori lain yang diminati antara lain pembayaran tagihan, kosmetik, makanan dan minuman, kebutuhan sehari-hari, perawatan tubuh dan susu untuk anak-anak.