Perusahaan ride-sharing Grab tengah mempertimbangkan pengembangan mobil listrik di Indonesia.
Grab pun memboyong tim riset dan pengembangan (research and development/R&D) ke tanah air sebagai langkah awal penjajakan.
"Tim riset yang kita bawa ke sini adalah tim untuk berdiskusi dan menjajaki investasi yang baik untuk ekosistem ini," ujar President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, di Jakarta.
Pijakan awal untuk membangun ekosistem transportasi tenaga listrik ini diwujudkan dengan kerja sama bersama Sinarmas Land. Kerja sama itu berupa pembentukan lab khusus terkait pengembangan mobil listrik.
Ridzki mengatakan lab ini akan melakukan riset bagaimana menerapkan sistem transportasi yang lebih amah lingkungan dan juga mendukung smart mobility. Ia mengaku bahwa ekosistem ini tidak bisa direalisasikan Grab sendiri, tapi membutuhkan kerja sama dari banyak pihak.
"Perlu kerja sama antara produsernya, manufakturnya, teknologi providernya, kemudian energy power-nya dan pemerintah disini bagaimana regulasinya," papar Ridzki.
Grab sendiri telah mencoba mendekati pemerintah. Akhir Februari lalu, Co-Founder dan CEO Grab, Anthony Tan, menemui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan untuk mendiskuiskan program mobil listrik (electric vehicles/EV) yang diklaim telah sukses diselenggarakan di Singapura.
"Kita telah berbincang dengan pemerintah di sini, Pak Luhut salah satunya. Tentunya Pak Luhut ini sangat mendukung untuk program Grab ini," ujarnya.
Program EV ini telah masuk ke pilot project di Singapura, di mana Grab bekerja sama dengan Hyundai dan beberapa pihak lain. Tidak hanya mobil listrik, program tersebut juga menyediakan skuter listrik.
Kendati diklaim sukses di Singapura, Anthony mengatakan tidak bisa sekadar meniru secara mentah-mentah jika ingin mengimplementasikan mobil listrik di Indonesia.
"Kami bersama pemerintah di sini mencari tahu bagaimana cara untuk memperkenalkan mobil listrik di sini dan memastikan apakah rasional di Indonesia. Anda tidak bisa asal meniru tapi harus memikirkan customer," ujarnya.
Sayangnya, Ridzki masih enggan berkomentar banyak kapan mobil listrik ini akan resmi hadir di Indonesia.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Luhut menyampaikan bahwa Hyundai pernah mengungkapkan minat investasi senilai 1 miliar dollar AS untuk mengembangkan mobil listrik.
Meski belum bisa memastikan kapan investasi Grab dan Hyundai akan terealisasi, Luhut mengatakan sangat bersemangat jika segera masuk ke Tanah Air.