F5 Networks mengungkapkan perkembangan perangkat Internet of Things (IoT) memiliki prospek yang besar di Indonesia, mengingat masyarakat Indonesia sudah terbiasa memanfaatkan perangkat berteknologi cerdas di kehidupan sehari-hari. "Sektor IoT juga sedang berkembang pesat di Indonesia. Sebab sektor ini memiliki dampak pada kehidupan sehari-hari di lingkungan perkotaan maupun pedesaan," kata Country Manager F5 Networks Indonesia Fetra Syahbana. Perkembangan teknologi IoT didukungan sejumlah elemen, seperti sensor, konektivitas dan big data.
Selain itu, penetrasi pengguna Internet dan smartphone di Indonesia sangat tinggi. Bahkan, ada pengguna yang memiliki lebih dari satu ponsel pintar.
Potensi lainnya, keberadaan jariangan 5G. Cepat atau lambat, operator telekomunikasi di Indonesia akan mulai menawarkan layanan 5G yang menawarkan akses Internet yang super cepat dan memungkinkan perangkat IoT saling terhubung satu sama lain.
"Kalau jaringan 5G sudah beroperasi, maka potensi IoT makin besar karena jalannya terbuka lebar," ujarnya.
Namun, implementasi perangkat IoT di Indonesia memiliki tantangan besar dalam menyediakan sistem keamanan yang canggih. Tentunya, teknologi yang makin canggih, maka serangan siber juga akan makin berbahaya.
Karena itu, Fetra mengatakan masyarakat harus memiliki pemahaman lebih baik terkait dengan penerapan teknologi IoT, termasuk cara kerja dan cara perangkat saling terhubung satu sama lain. "Jika masyarakat sudah paham, maka masyarakat maka masyarakat dapat mencegah perangkat IoT rentan diretas dan disusupi oleh pelaku kejahatan siber. Masyarakat akan menambahkan sistem keamanan sendiri supaya perangkat IoT-nya lebih aman," pungkasnya.
Serangan siber yang akan menjadi momok perangkat IoT seperti serangan bot dan DDoS karena masing-masing perangkat IoT memiliki Bot. Serangan DDoS pun telah banyak memakan korban untuk melumpuhkan trafik bersangkutan. Kemajuan Iot ini juga mendorong tantangan dalam hal manajemen identitas dan akses, peningkatan pengalaman pengguna, serta kebutuhan akan pengadaan layanan yang cepat.
Karenanya, masyarakat disebut Fetra membutuhkan solusi yang dapat membantu aplikasi melakukan kinerja lebih baik dan aman. Bagaimana Regulasi?
Apakah pemerintah perlu membuat regulasi khusus tentang IoT?. Fetra melihat regulasi IoT akan ada setelah tren dan ekosistem IoT sudah beroperasi di Indonesia.
"Sama halnya regulasi fintech, regulasi fintech baru ada setelah menjamurnya startup fintech di Indonesia," ujarnya.