Media sosial Facebook, Instagram dan layanan pesan instan WhatsApp sempat tumbang dalam waktu belasan jam terhitung sejak dini hari tadi.
Lumpuhnya layanan raksasa itu malah menjadi berkah buat aplikasi pesan media sosial pesaingnya.
Telegram, aplikasi pesan instan yang terkenal dengan tingkat keamanan super tinggi mengalami peningkatan jumlah pengguna baru sebanyak 3 juta pengguna dalam kurun waktu 24 jam terakhir.
"Saya melihat ada 3 juta pengguna baru yang mendaftarkan diri di Telegram dalam 24 jam terakhir," tulis CEO Telegram Pavel Durov seperti dikutip TechCrunch.
Meski tidak blak-blakan mengungkap hal ini adalah imbas dari lumpuhnya deretan layanan digital milik Facebook, Durov agak menyentil soal privasi, isu yang sejak tahun lalu tengah menimpa Facebook.
"Bagus kalau begitu. Kami memiliki privasi nyata dan ruang tak terbatas untuk semua orang," lanjut Durov.
Meski begitu, ada orang Telegram yang enggan disebut namanya mengaku kepada TechCrunch bahwa tumbangnya layanan Facebook Messenger, WhatsApp, dan lainnya memang kemungkinan besar menjadi alasan meroketnya jumlah pengguna baru Telegram.
"Layanan yang tumbang seperti ini selalu mendorong peningkatan pengguna baru," ucapnya.
Telegram sendiri pada 2018 lalu mengumumkan berhasil memiliki 200 juta pengguna aktif bulanan.
Angka tersebut dianggap fantastis, mengingat Telegram diblokir di sejumlah negara seperti Rusia, Iran, hingga China karena menolak permintaan pemerintah untuk membuka enkripsi pengguna.
Sekadar diketahui, setelah belasan jam down, akhirnya di berbagai negara layanan Facebook, WhatsApp, dan Instagram sudah pulih kembali seperti biasa, termasuk Indonesia.
Beberapa jam yang lalu, Facebook mengatakan lewat cuitannya, gangguan tersebut bukan berasal dari serangan DDoS.