Find Us On Social Media :

Facebook Blokir Akun dan Video Penembakan Masjid di Selandia Baru

By Adam Rizal, Jumat, 15 Maret 2019 | 15:46 WIB

Selain Blokir Akun Pelaku, Facebook Blokir Video Penembakan Masjid di Selandia Baru

Facebook langsung menghapus tayangan video siaran langsung dari pelaku yang melakukan penembakan di mesjid, Selandia Baru.

Selain itu, Facebook juga menyingkirkan akun pria itu di Facebook dan Instagram.

"Polisi memberi peringatan kepada kami atas video di Facebook sesaat setelah siaran langsung itu dibuat dan kami segera menghapus akun penembak di Facebook dan Instagram," tulis cuitan tersebut di Newsroom.

Facebook juga menyatakan akan menghapus segala bentuk dukungan dan pujian atas tindak kejahatan yang dilakukan kepada penembak atau aksi penembakan tersebut.

"Kami akan terus bekerjasama dengan kepolisian Selandia Baru," kata Mia Garlick (Director of Policy Facebook Australia dan Selandia Baru) seperti tertulis dalam cuitan tersebut.

Facebook juga mengungkap duka cita bagi korban, keluarga, dan komunitas yang terdampak dari penembakan mengerikan ini. "Kami sangat mendesak agar tautan tersebut tidak dibagikan. Kami sedang berupaya untuk menghapus rekaman apa pun (terkait penembakan)," imbuhnya.

Berdasarkan video yang beredar, pria pelaku penembakan tampak mendatangi sebuah masjid dan langsung mengeluarkan senjata laras panjang ketika sampai di depan pintu. Ia pun masuk dan mulai menembaki setiap orang yang ia lihat di dalam mesjid.

Dikutip dari Reuters, dalam video itu terlihat beberapa orang mengerang di lantai masjid Al Noor di Dean's Road, Christchurch, Selandia Baru. Sejumlah orang lainnya terlihat terkapar tak berdaya.

Setelah lima menit beraksi, pelaku kembali ke mobil untuk mengganti senjata. Ia lantas masuk lagi ke dalam masjid dan menembaki orang yang terlihat masih hidup.

Hingga berita ini ditayangkan, dilaporkan ada 49 orang yang menjadi korban dari penembakan sadis ini. Pada saat penembakan berlangsung, diketahui ada 6 orang WNI di lokasi kejadian, 3 di antaranya berhasil menyelamatkan diri sementara 3 lainnya masih belum dapat terkonfirmasi.

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern mengatakan pada konferensi pers bahwa penembakan ini merupakan "salah satu hari paling gelap di Selandia Baru."