Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 02 Sandiaga Uno berencana membeli kembali saham atau buyback saham PT Indosat Tbk (ISAT) jika terpilih dalam pemilihan presiden (Pilpres 2019).
Jika terpilih, Sandiaga akan melakukan pembicaraan dengan Qatar Telecom selaku pemilik Ooredoo.
Alasan Sandiaga ingin membeli kembali saham Indosat adalah untuk mengintegrasikan data masyarakat Indonesia lewat KTP elektronik (e-KTP). Menurut dia, supaya sistem integrasi e-KTP tercapai, membutuhkan data-data yang dikuasai Indosat.
"Nah, salah satu yang mau kita dorong adalah dengan KTP elektronik, tapi kita juga harus menguasai data bagaimana kita kolaborasi Indonesia bisa punya kedaulatan datanya," ucap Sandiaga.
Sistem integrasi Single Indentification Number (SIN) yang gagasnya lewat penggunaan 'big data' bisa dikawal dan dikontrol oleh perusahaan-perusahaan seperti Telkomsel maupun Indosat.
"Data itu bukan hanya pemerintah saja, dari para pemegang seperti Telkomsel gabung sama Indosat itu bisa 80 persen. data masyarakat dipegang oleh kita. Akan kita ajak bergabung, Telkomsel kan mayoritasnya Indonesia kalau Indosat kan mayoritasnya masih pihak Qatar," tutur Sandiaga.
"Kita mau buy back, sesuai rencananya Pak Jokowi namun tak kunjung terlaksana. Kita akan dateng ke pihak qatar, kita akan kembangkan, tapi kita yang mesti mayoritas, seperti telkomsel kan bagus dikelolanya oleh kita," ucapnya.
Berapa Dananya?
Lalu berapa dana yang harus dirogoh Sandiaga Uno untuk membeli saham PT Indosat Tbk dari salah satu pemegang sahamnya Ooredoo Asia Pte Ltd?
Berdasarkan data RTI per 28 Februari 2019, pemegang saham PT Indosat Tbk antara lain Ooredoo Asia Pte Ltd memegang 3,53 miliar saham atau 65 persen, Negara Republik Indonesia 776,62 juta saham atau 14,29 persen dan publik kurang dari lima persen 1,12 miliar saham atau 20,71 persen.
Pada penutupan perdagangan saham Kamis 21 Maret 2019, saham PT Indosat Tbk stagnan di posisi Rp2.880 per saham. Harga saham PT Indosat Tbk berada di level tertinggi 2.980 per saham dan terendah 2.880 per saham.
Total frekuensi perdagangan saham 1.464 kali dengan nilai transaksi Rp 10,7 miliar. Bila memakai asumsi harga penutupan perdagangan saham di pasar regular sekitar Rp 2.880 persaham, maka dana yang dibutuhkan untuk beli saham PT Indosat Tbk sekitar Rp 10,17 triliun.
Dalam pembelian saham juga dibutuhkan kesepakatan antara kedua belah pihak. Mengutip laman Indosat, Qtel atau Qatar Telecom membeli saham seri B sebanyak 24,19 persen dari publik sehingga menjadi pemegang saham mayoritas Indosat dengan kepemilikan sebesar 65 persen.
Selanjutnya Indosat dimiliki oleh Qatar Telecom (Qtel) atas nama Ooredoo Asia Pte Ltd (dahulu Qtel Asia Pte Ltd (65 persen), pemerintah Indonesia sebesar 14,29 persen dan publik sebesar 20,71 persen.