Hampir setiap orang Indonesia memiliki akun media sosial karena Indonesia menjadi salah satu negara yang menyumbang jumlah pengguna Facebook, Instagram dan Twitter terbesar di dunia.
Saat ini media sosial menjadi sarana untuk membagikan segala macam informasi kepada khalayak, termasuk pendapat, pandangan politik, curahan hati pribadi. Bahkan, ada yang berjuala di media sosial.
Namun, Anda harus bijaksana dalam membagikan konten apapun di media sosial karena perusahaan juga melihat dan menjadikan akun media sosial sebagai persyaratan lamar kerja di Indonesia.
Menteri Tenaga Kerja RI Hanif Dhakiri mengatakan akun media sosial ke depannya bisa saja jadi pertimbangan untuk melamar kerja di perusahaan, baik milik pemerintah atau asing.
"Ke depan, (pengecekan) akun medsos akan menjadi tren bagi perusahaan saat akan menerima karyawan, sehingga kalau medsos kita tidak benar, itu bisa menganggu perjalanan karier kita," kata Hanif.
Karena itu, Hanif mengimbau agar masyarakat, terutama generasi muda berhati-hati dan bijak dalam menggunakan akun media sosialnya karena akun media sosial adalah cerminan jati diri seseorang.
"Ketika ada seorang pelamar kerja di suatu perusahaan dinyatakan lolos tes tertulis dan wawancara, bisa jadi setelah dicek lebih lanjut pelamar tersebut tidak diterima karena akun medsos-nya berisi hal-hal negatif," pungkasnya.
Hanif meminta milenial lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial.
"Oleh karena itu, saya pesan, hati-hati gunakan medsos, jangan gampang termakan hoaks dan ikut menyebarkan hoaks, terutama hoaks mengenai tenaga kerja asing," ujarnya.