Huawei telah menjadi vendor ponsel global nomor dua di dunia. Namun di Indonesia, geliatnya masih belum terasa.
Di antara lima besar pemimpin pasar smartphone di Indonesia pun, Huawei masih belum mampu menyaingi kompetitor senegaranya, seperti Oppo atau Xiaomi.
Hal ini menimbulkan pertanyaan seberapa serius Huawei memasarkan ponselnya di Indonesia. CEO Huawei, Richard Yu pun buka-bukaan soal keseriusan Huawei menggarap pasar Indonesia. Menurutnya, Indonesia merupakan emerging market yang lebih banyak berkutat di ponsel low-end.
"Indonesia dan India adalah pasar untuk produk low-end. Kami memang punya pasar yang kuat di Indonesia," kata Yu ditemui setelah peluncuran Huawei P30 di Paris, Selasa.
Akan tetapi, Yu mengatakan bahwa Indonesia masih belum menjadi fokus utama Huawei saat ini.
"Tapi, prioritas kami bukan Indonesia. Prioritas kami ada di negara Eropa untuk pasar high-end dan mid-range," imbuh Yu.
Kendati demikian, bukan berarti Indonesia dikesampingkan Huawei. Nyatanya, Huawei masih konsisten menelurkan lini flagship di Indonesia. Seperti P20, Mate 20, dan paling anyar, P30 yang akan mulai bsia dipesan 12 April mendatang.
"Konsumen bisa melihat sendiri keseriusan Huawei di pasar Indonesia. Kami semakin mempersempit jarak antara global launch dengan local launch, dan tak lama lagi kami akan membuka high end experience store pertama kami di Indonesia," terang Bianca Resita Djemat, PR Manager Huawei Indonesia.
Ia menambahkan dua hal tersebut menjadi indikasi komitmen Huawei di Indonesia, khususnya untuk flagship. Meski begitu, Huawei juga masih mencoba peruntungan di segmen low-end melalui seri Y.
Selain seri Y, Huawei juga menelurkan lini menengah melalui Huawei Nova.
"Kami memang memiliki portofolio low-end juga, tapi di semua lini produk kami pasti akan melakukan usaha yang seoptimal mungkin, sesuai dengan lini produk masing-masing," ujar Bianca.