Saat ini pabrikan TV mulai mengembangkan produk smart TV atau televisi pintar yang memiliki banyak fitur dan menawarkan pengalaman berbeda kepada Anda.
Tentunya, makin pintar perangkat Anda, maka makin banyak data-data Anda yang diambil karena perangkat pintar termasuk Smart TV itu akan mempelajari kebiasaan Anda.
"Kita tumbuh dengan TV yang bisa kita tonton, bukan TV yang bisa menonton kita. Membutuhkan waktu setidaknya sampai satu generasi atau lebih sampai kita bisa menyadarinya," ujar Brandon Minster (Seorang Profesor Ekonomi di University of North Florida).
Teknologi yang bisa 'menonton' pengguna TV ini adalah automated content recognition (ACR).
Teknologi itu akan memantau apa yang ditonton di TV, baik itu dari siaran TV biasa, kabel, ataupun layanan streaming.
Data tontonan video yang dikumpulkan itu akan berdampak pada iklan dan rekomendasi tontonan lain yang mungkin akan disukai oleh si pengguna TV tersebut. Namun data-data ini pun bisa dibagikan ke pihak lain.
"Ada studi yang menunjukkan kalau perangkat semacam ini di beberapa kasus bisa menonton apa yang anda tonton, dan mengirimkan data tersebut ke pembuat TV-nya," ujar David Choffness (Profesor Northeastern University).
Contoh kasus kebocoran data pun sudah ada. Vizio harus membayar denda sebesar USD 7,7 juta ke Federal trade Commission pada 2017 karena mengumpulkan data penonton tanpa izin, demikian dikutip detikINET dari Boston25.
Salahnya, kebanyakan pengguna TV tak sadar bahwa mereka sebenarnya sudah memberi izin bagi TV untuk mengumpulkan data-data tersebut, yaitu ketika pertama menyalakan TV dan muncul bermacam perjanjian yang biasanya akan dilewati begitu saja dengan mengklik 'OK'.
Jadi, bagaimana cara mematikan teknologi pemantau ini? Cara yang paling mudah tentunya adalah tidak menghubungkan TV pintar anda ke Internet. Namun hal ini membuat TV pintar anda menjadi bodoh.
Ada juga cara lainnya, yaitu mematikan ACR secara manual di TV, yang cara dan nama teknologinya berbeda untuk setiap TV.