Grab akan mengakuisisi atau menanamkan investasinya ke enam perusahaan teknologi pada tahun ini, menyusul kucuran pendanaan baru sekitar USD2 miliar atau sekitar Rp28 triliun.
Pendanaan baru itu berasal dari SoftBank Group dan beberapa investor lainnya.
Presiden Grab Ming Maa mengatakan Grab akan menggunakan dana segar itu untuk meningkatkan layanan pembayaran mobile dan layanan lainnya di pasar kompetitif Indonesia. Apalagi, Grab mendapatkan tekanan dari GO-JEK, rival utamanya di Indonesia.
"Kami sedang menggali potensi bisnis teknologi yang memberikan kontribusi besar kepada perusahaan. Potensi baru itu bisa berasal dari sektor pembayaran mobile, layanan keuangan, pengiriman makanan dan layanan lainnya," katanya seperti dikutip Nikkei Asian Review.
Sayangnya, Ming Maa tidak mengungkapkan seberapa banyak anggaran yang akan digelontorkannya untuk mengakuisisi perusahaan baru.
Grab telah melakukan beberapa akusisi perusahaan dalam beberapa tahun terakhir termasuk membeli Kudo pada 2017.
"Indonesia menawarkan potensi yang besar di bidang layanan keuangan. Apalagi banyak orang Indonesia yang belum memiliki rekening bank," ucapnya.
"Kami sedang berada di jalur kemenangan dengan pertumbuhan empat kali lebih besar dari kompetitor," ucapnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, SoftBank Group telah mengucurkan banyak miliar dolar AS ke Grab. Bahkan, Masayoshi Son (CEO SoftBank) akan memberikan dukungan tanpa batas kepada Grab.
Saat ini Grab beroperasi di delapan negara di Asia Tenggara yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam, Thailand, Myanmar dan Kamboja. Sebaliknya, saat ini GO-JEK sudah beroperasi di Indonesia, Singapura, Vietnam dan Thailand.
Berdasarkan laporan CB Insight, nilai valuasi Grab senilai USD11 miliar menjadikannya startup decacorn terbesar di Asia Tenggara. Sedangkan, nilai valuasi GO-JEK sebesar USD10 miliar dengan dukunga dana yang berasal dari Google dan Tencent Holdings.