Find Us On Social Media :

Foto Lubang Hitam, Tim Peneliti Memilih Pesawat dibanding Internet

By Wisnu Nugroho, Senin, 15 April 2019 | 06:00 WIB

Inilah foto lubang hitam yang berhasil didapatkan tim Event Horizon Telescope

Ada satu fakta menarik dari keberhasilan peneliti memotret lubang hitam beberapa waktu lalu. Ternyata data yang dikumpulkan dari beberapa teleskop di seluruh dunia dikirim menggunakan pesawat karena koneksi internet tidak memadai untuk keperluan ini.

Seperti diberitakan inverse.com, tim peneliti harus mengirim data secara “tradisional” karena besarnya data yang harus dikirim. Secara total, ada 5 petabyte data yang dihasilkan dari delapan teleskop yang secara bersamaan memotret lubang hitam tersebut. Agar mudah membayangkan, jika 5 petabyte adalah file lagu MP3, Anda bisa mendengar lagu selama 5000 tahun.

Data sebesar itu memang bisa dikirim via internet, namun membutuhkan waktu yang sangat lama. Karena itu, tim peneliti kemudian memilih menggunakan pesawat untuk mengirimkan data ke pusat pengolahan data yang berlokasi di AS dan Jerman. Untuk menampung data sebesar itu, harddisk yang dibutuhkan mencapai bobot 450 kilogram.

Mengapa data yang dibutuhkan bisa sedemikian besar? Hal ini karena tim peneliti menggunakan delapan teleskop untuk memotret lubang hitam. Analoginya mirip seperti menggunakan delapan kamera untuk memotret sebuah objek secara bersamaan. Untuk mendapatkan data yang memadai, teleskop ini melakukan pemotretan selama seminggu penuh sekitar April 2017.

Delapan teleskop ini sendiri tersebar di beberapa titik dunia, termasuk di antartika. Namun karena April 2017 adalah musim dingin di antartika, data yang didapat tidak bisa langsung dikirim karena cuaca yang masih ekstrim. Data baru bisa dikirim saat musim panas ketika pesawat sudah bisa mendarat di sana.

BACA JUGA: Katie Bouman, computer scientist yang berhasil "memotret" lubang hitam

Setelah terkumpul, data yang berasal dari semua data tersebut kemudian dibersihkan dan dianalisa. Untuk melakukan ini, tim peneliti menggunakan cloud computing. “Cloud computing memungkinkan kami membuat banyak virtual machine yang dapat menganalisa data dengan lebih cepat” ungkap Chi-Kwan Chan Ph.D, computational astrophysicist dari University of Arizona yang bertanggung jawab atas pengolahan data.

Melalui proses analisa menggunakan algoritma buatan Katie Bouman, tim peneliti pun akhirnya berhasil mendapatkan foto pertama lubang hitam yang pernah dihasilkan umat manusia. Yang mungkin agak puitis, data berukuran petabyte tersebut akhirnya “hanya” menjadi foto lubang hitam yang berukuran beberapa kilobyte saja.