Saat ini perusahaan-perusahaan masih menggunakan peraturan konservatif yang mewajibkan karyawannya datang ke kantor dan melakukan absensi karyawan. Padahal, peraturan itu sudah tidak relevan dengan zaman sekarang yang sudah era digital.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan jam kerja panjang hingga 12 jam per hari yang diterapkan Jack Ma pada karyawannya kurang tepat.
"Di era ekonomi digital saat ini, kerja dengan waktu yang panjang tidak efektif. Kalau menurut saya dalam era digital sebetulnya nggak butuh kerja 12 jam sehari. Kalau trennya ekonomi digital nggak perlu kerja fisik yang terlalu lama," kata Bhima.
Bhima mengatakan seharusnya perusahan mendorong para pekerja untuk bekerja pekerjaan dengan efisien dan efektif serta fleksibilitas.
"Kita harusnya kerja lebih efisien dan efektif kerja dimanapun bisa nggak harus di kantor dan jam kerja pun relatif fleksibel. Jadi ke arah kerja cerdas, efisien, targetnya tercapai performa bagus, itulah tren kerja yang diminati sekarang," ungkapnya.
Bahkan, Bhima mengatakan apabila tidak adanya jam kerja yang seimbang seperti prinsip work life balance maka bisa memicu perilaku negatif bahkan bunuh diri bagi pekerja. Khususnya, para pekerja muda yang masih sangat mudah tertekan.
"Itu bisa mendorong bunuh diri yang meningkat di usia remaja karena adanya tekanan kerja, jam kerja, dan adanya tekanan interaksi sosial berkurang sehingga memicu mereka berperilaku negatif," pungkas Bhima.