Saat ini Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) mulai mengimplementasikan jaringan 5G di negaranya.
Operator telekomunikasi (telko) di Indonesia sendiri masih melakukan tahap uji coba jaringan 5G untuk internet of things (IoT).
Ericsson pun menjadi salah satu aktor yang penting dalam proyek pengadaan 5G. Ericsson melihat ada satu tantangan besar yaitu ketersediaan spektrum 5G di Indonesia
"Kalau kita lihat pita 5G, mungkin salah satu pita 5G yang paling populer di dunia adalah 3,5 GHz. Dan saat ini spektrum tersebut sedang digunakan oleh operator satelit," kata President Director Ericsson Indonesia, Jerry Soper, saat acara Barcelona Unboxed Indonesia, di Jakarta.
Soper mengatakan saat ini pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sedang berupaya untuk membebaskan spektrum mid-band seperti 2,6 atau 2,5 GHz agar bisa tersedia dan digunakan untuk 5G.
"Tidak tersedianya spektrum 5G saat ini tidak hanya dihadapi Ericsson di Indonesia tapi juga di banyak negara lain," ujarnya.
Jika spektrum sudah tersedia, operator telekomunikasi di Indonesia pasti akan berlomba-lomba menjadi yang pertama untuk menghadirkan layanan 5G komersial.
Soper yakin portofolio produk milik Ericsson sudah bisa mendukung operator untuk berpindah ke 5G. Bahkan, perangkat sistem radio milik Ericsson telah mendukung teknologi 5G sejak tahun 2015.
"Ini juga bisa digunakan untuk 5G hanya dengan meng-install software secara remote dan membutuhkan waktu hanya 30 detik. Jadi radio yang kami kapalkan saat ini untuk 4G telah siap untuk 5G," ucapnya Soper.
Soper pun realistis jaringan generasi kelima ini akan diluncurkan secara komersial dalam waktu dekat di Indonesia.
Apalagi tahun ini operator akan lebih banyak menjalankan uji coba.
"Di tahun 2020 atau mungkin 2021 adalah waktu di mana kita akan melihat roll out 5G dan akan terus dipercepat," pungkasnya.