Penyebaran konten-konten hoaks dan misinformasi meningkat tajam selama Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mencatat ada 1.645 konten hoaks sepanjang Agustus 2018 hingga 25 April 2019.
"Ada 1.645 hoaks yang kami klasifikasi, identifikasi, dan validasi dari Agustus tahun lalu," kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara.
Rudiantara mengatakan jumlah hoaks yang teridentifikasi berkaitan dengan Pemilu 2019 meningkat signifikan setiap bulannya.
Pada Agustus 2018, Kominfo berhasil mengidentifikasi 25 hoaks. Pada Desember 2018, jumlah hoaks yang diidentifikasi meningkat tiga kali lipat menjadi 75 hoaks.
Pada Januari 2019, jumlah hoaks yang teidentifikasi meningkat jadi 175 hoaks. Jumlah tersebut naik drastis menjadi 353 hoaks pada Februari 2019.
Kemudian, pada Maret 2019 teridentifikasi sebanyak 453 hoaks dan per 25 April 2019 ditemukan 421 hoaks.
"Kalau hoaks bertambah banyak, artinya kita ini betul-betul hidup di era yang kurang etis, kurang beradab (hanya karena hoaks)," katanya.
Rudiantara menyebut hoaks terkait Capres-Cawapres, baik Joko Widodo maupun Prabowo Subianto telah berhasil ditemukan oleh Kemkominfo sejak Agustus 2018.
"Terakhir bulan April meningkat, padahal udah lewat hari pencoblosan, tapi hoaks masih saja terjadi, lebih kepada Capresnya," tuturnya.
Rudiantara mengatakan, motif hoaks yang dilakukan kepada kedua capres berbeda-beda. Momentumnya lebih dikaitkan dengan jiwa kepemimpinan. Sementara, hoaks yang ditujukan pada Cawapres Ma'ruf Amin maupun Sandiaga Uno nyaris nihil.
"Pokoknya dibikin hoaks, dibuat seolah-olah jelek bahwa tidak layak dipilih, kurang lebih kayak gitu," ujarnya.
Rudiantara mengimbau agar jelang penghitungan suara dan pengumuman resmi KPU pada 22 Mei mendatang, masyarakat tak lagi menyebarkan hoaks.
"Saya berharap sebetulnya setelah Pilpres jumlah hoaks menurun, namun perkiraan saya justru bulan April lebih tinggi. Sudahlah, bulan April ini terakhir perang hoaks, kepada semua siapapun. Karena tidak bagus," kata Rudiantara.