Find Us On Social Media :

Pemanfaatan Drone untuk Membantu Pemulihan Gempa dan Tsunami di Palu

By Wisnu Nugroho, Selasa, 30 April 2019 | 19:10 WIB

Tim Terra Drone Indonesia yang sedang melakukan pemetaan di daerah bencana di Palu

Bencana gempa yang melanda Palu beberapa waktu lalu menyisakan kerusakan yang tak sedikit. Lebih dari 68 ribu rumah hancur, 168 titik jalan retak, serta 7 jembatan rusak.

Saat ini, masyarakat Palu mencoba bangkit dari bencana tersebut, termasuk dengan mendirikan kembali rumah-rumah yang hancur. Namun sebelum pembangunan bisa dilakukan, pemetaan terhadap kondisi lahan menjadi penting. Pasalnya kepemilikan atas tanah perlu ditetapkan sebelum pembangunan perumahan baru dapat dimulai. Belum lagi fasilitas dasar seperti air, listrik, dan saluran pembuangan yang harus dipulihkan. Semua usaha itu membutuhkan peta yang akurat dari wilayah yang terkena dampak.

Fungsi pemetaan inilah yang kini dilakukan Terra Drone Indonesia, salah satu penyedia layanan pemetaan berbasis drone. Bekerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA), Terra Drone Indonesia melakukan pemetaan terhadap ribuan hektar wilayah yang terkena dampak bencana.

Ada alasan tersendiri mengapa drone digunakan untuk pemetaan daerah bencana di Palu ini. Yang utama adalah daerah yang terkena dampak gempa terbilang sulit diakses dan rawan terkena gempa susulan. Selain itu, pemetaan menggunakan drone relatif lebih murah dibanding cara konvensional. “Biayanya sekitar 2-3X lipat lebih murah dibanding teknologi serupa lain” ungkap Wishnu Wardana Siagian, Managing Director Terra Drone Indonesia.

Untuk keperluan pemetaan ini, Terra Drone menggunakan drone dengan fungsi LIDAR untuk memetakan area sekitar 750 hektar. Sebagai informasi, LIDAR adalah metode pemetaan yang menggunakan sinar laser untuk mengukur jarak target. “Teknologi LIDAR yang dimiliki Terra Drone Indonesia dapat menembus vegetasi yang lebat, mendeteksi perubahan permukaan, dan menghasilkan model permukaan 3D yang detail dan akurat” ungkap pria yang akrab dipanggil Michael ini.

Inilah contoh hasil pemetaan menggunakan sensor LIDAR

Selain melakukan pemetaan dengan LIDAR, Terra Drone juga menggunakan teknik fotogrametri (pemotretan dari udara) untuk area seluas 300 hektar lainnya. Data dan citra pemetaan ini kemudian diolah untuk menghasilkan peta yang detail, termasuk mengidentifikasi wilayah tertentu yang mengalami kerusakan paling parah. Dengan pemetaan ini, harapannya pemerintah dapat merencanakan pembangunan kembali rumah dan infrastruktur dengan cara yang aman dan tepat.

Selain survei dan pemetaan pasca bencana, drone juga dapat digunakan untuk manajemen dan mitigasi risiko bencana. Drone dapat mengumpulkan informasi permukaan pra-bencana dan menangkap gambar secara real-time selama bencana untuk memandu lembaga bantuan dan membantu pemerintah dalam pengambilan keputusan.

Terra Drone Indonesia sendiri telah sering dipercaya membantu proses pemetaan di berbagai proyek infrastruktur di Indonesia. Sebelumnya, Terra Drone Indonesia dipercaya Waskita Karya untuk memetakan area yang diproyeksikan sebagai jalur Jakarta-Cikampek II Selatan.