Masalah perceraian kali ini cukup unik karena ada seorang wanita muda berusia 20-an tahun menggugat cerai suaminya karena dilarang main game PUBG dan menuduh suaminya telah merampas haknya.
Captain Wafa Khalil Al Hosani (Director of the Social Center di Kepolisian Ajman, Uni Emirat Arab) mengatakan kasus perceraian karena game terbilang sangat aneh dan unik dibanding kasus-kasus perceraian lainnya.
"Ini sangat aneh. Wanita itu meminta cerai karena merasa haknya untuk memilih hiburan yang disukai dirampas. Padahal, ia mendapat kenyamanan dari bermain game," kata Al Hosani seperti dikutip Gulfnews.
Hosani juga mengungkapkan suami perempuan tersebut sangat protektif dan memberlakukan beberapa peraturan ketika bermain game PUBG.
Namun, suaminya beralasan penerapan beberapa peraturan tidak menjadi pengekangan kebebasan.
"Selama bermain game, ia juga sudah memberi batasan-batasan tertentu, seperti mematikan opsi percakapan agar tak terhubung dengan orang asing. Ia mengaku hanya boleh bermain dengan teman dan keluarganya," ujarnya.
"Suaminya takut sang istri menjadi ketagihan game yang bisa mengakibatkannya lupa menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga," pungkasnya.
Ia juga menceritakan sebuah kasus lain di mana seorang ibu dari bocah berusia 13 tahun datang ke kantornya dan mengadukan kecanduan anaknya pada PUBG.
“Ia tidak mengerjakan PR, tidak makan secara teratur. Ketika akses ke game diblok, ia malah mengisolasi diri dan terpaksa dirawat di rumah sakit,” tambahnya.
Lebih lanjut, Al Hosani menyebut bahwa PUBG banyak dimainkan oleh pelajar sekolah. Pada suatu titik, game tersebut bisa membuat anak-anak mengisolasi dirinya sendiri dari dunia luar, termasuk keluarga.