Find Us On Social Media :

Teknologi Red Hat Di Balik Kecanggihan Pesawat Tempur F-22 Raptor

By Liana Threestayanti, Rabu, 8 Mei 2019 | 09:00 WIB

Teknologi Red Hat percepat pengembangan aplikasi untuk pesawat jet tempur F-22 Raptor.

Manfaatkan teknologi Red Hat, Lockheed Martin beralih ke metodologi Agile untuk mengembangkan kemampuan baru pesawat tempur F-22 Raptor.

Lockheed Martin F-22 Raptor merupakan salah satu jenis pesawat tempur tangguh di dunia yang menggabungkan kemampuan stealth, kecepatan, kelincahan, dan kemampuan situational awareness. Untuk membuatnya tetap unggul, Lockheed Martin bersama Angkatan Udara AS terus berupaya mencari cara-cara yang lebih agile dan inovatif untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan baru F-22 Raptor, dengan lebih cepat tapi lebih efisien dari sisi biaya.

Metodologi waterfall tidak lagi memadai untuk bisa berinovasi dengan cepat. Dibutuhkan waktu lima sampai tujuh tahun untuk mengidentifikasi kebutuhan dan merilis kemampuan baru jika menggunakan arsitektur lama yang sudah eksis sejak tahun 1990.  Proses yang memakan waktu lama, masalah pada kualitas kode dan isu integrasi mengharuskan tim Lockheed Martin melakukan rework dan berbagai kustomisasi. Walhasil, platform yang ada tidak bisa memenuhi harapan Lockheed Martin yang ingin menerapkan inovasi berbasis software.

Di sisi lain, membuat F-22 Raptor bukan hanya dengan memperbarui hardware dan menggunakan platform software yang modern. Lockheed Martin juga ingin mentransformasi pendekatan dalam pengembangan aplikasi dengan membangun budaya tim yang berbasis inovasi dan kolaborasi. Caranya tentu dengan mengadopsi prinsip-prinsip dan framework yang sedang tren saat ini, seperti Agile, Scrum, dan DevSecOps.

Dalam waktu 8 minggu, Red Hat Open Innovation Labs membantu tim Lockheed Martin beralih dari proses pengembangan aplikasi F-22 berbasis metodologi Waterfall ke metodologi Agile dan DevSecOps agar lebih adaptif terhadap kebutuhan Angkatan Udara AS.

Lockheed Martin dan Red Hat membangun arsitektur terbuka berbasis Red Hat OpenShift Container Platform yang memungkinkan tim pengembang aplikasi F-22 mengakselerasi proses pengembangan dan penghantaran (delivery) aplikasi.

Lockheed Martin pun memetik hasilnya hanya dalam waktu satu tahun setelah kick off proyek bersama Red Hat ini. Tim pengembang aplikasi F-22 berhasil menciptakan kemampuan-kemampuan baru berkomunikasi pada F-22 yang akan diumumkan di musim panas tahun ini atau tiga tahun lebih cepat dari jadwal.

Dalam satu sesi enablement, tim Scrum F-22 Raptor juga berhasil meningkatkan kemampuannya memprediksi future sprint hingga 40%.