Find Us On Social Media :

Pemerintah Cari Lokasi Ideal untuk Kawasan Industri 5G di Indonesia

By Adam Rizal, Minggu, 12 Mei 2019 | 17:00 WIB

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara

Saat ini pemerintah sedang membicarakan implementasi jaringan 5G dan pembangunan kawasan industri yang didukung dengan jaringan 5G.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan bahwa pembangunan kawasan industri 5G idealnya dilakukan di luar pulau Jawa.

"Saya sudah bicara dengan menteri perindustrian, itu terkait kawasan industri khusus (Jaringan 5G) dan nanti kita bisa deploy (menyebarkan) disitu," kata Rudiantara di Jakarta.

"Tetapi jangan di Jawa atau di Cikampek. Tapi di luar Jawa seperti Sulawesi Tenggara karena ada potensi untuk mengembangkan industri baru disitu," ujar Rudiantara.

Rudiantara mengatakan jaringan 5G memerlukan frekuensi 3,5 GHz tetapi selama ini Indonesia mengalokasikan spektrum 3,5 GHz sebagai wadah lalu lintas data satelit. Meskipun demikian, peluang membangun kawasan industri khusus dengan jaringan 5G masih masih terbuka.

"Caranya, kami akan cari sebuah wilayah yang belum pernah dijangkau oleh satelit sehingga jangkauan satelit bisa diarahkan ke wilayah tersebut dan jaringan 5G bisa berfungsi disana," ujarnya.

"Ada 1 daerah katakanlah kawasan yang tidak ada coverage satelit, tidak ada satelit nah disitu bisa digunakan," tutur Rudiantara.

Sayangnya Rudiantara enggan menjanjikan kapan kawasan ini akan terealisasikan. Selain itu saat ini belum ada model bisnis terkait jaringan 5G, tetapi di negara lain seperti Korea Selatan jaringan generasi kelima tersebut biasanya ditujukan untuk industri.

"Korea Selatan itu jaringan 5G mereka untuk pasar bisnis," ujar Rudiantara.

Hal serupa tampaknya juga akan terjadi di Indonesia karena jaringan 5G memiliki kecepatan 10 kali lipat dari jaringan 4G.

Namun, jika jaringan 5G diperuntukan untuk pengguna smartphone atau pasar retail maka, biaya paket internet 5G jauh lebih mahal dari jaringan 4G.

"Kecepatan 10 kali tapi masyarakat retail. consumer itu mau gak bayar 3 kali atau 4 kali lipat dari 4G. Mau gak? Kan berat juga kan," kata Rudiantara.

Sedangkan, pasar bisnis dan korporasi itu tidak menghitung harga. Mereka selama bisa menambah pendapatan, biayanya nambah ya gak masalah,” pungkas Rudiantara.