Dimension Data baru-baru ini mengungkapkan beberapa temuan eksklusifnya mengenai tingkat keamanan siber organisasi di sejumlah pasar dan sektor.
Secara global, rata-rata tingkat kematangan keamanan siber berada pada posisi yang mengkhawatirkan yaitu di mendapat nilai 1,45 dari 5.
Ini merupakan peringkat yang ditentukan dengan pendekatan keamanan siber secara menyeluruh di organisasi melalui proses, metrik, dan perspektif strategis. Hal ini terjadi di saat kerentanan keamanan juga melonjak ke rekor tertinggi (naik 12,5% dari 2017).
Sektor keuangan (1,71) dan teknologi (1,66) memiliki peringkat kematangan tertinggi dari sektor lainnya.
Baca Juga: Terra Drone Tawarkan Solusi Drone Canggih Pemantau Jalur Pipa Migas
Latar belakangnya didorong oleh posisi mereka yang tidak menyenangkan sebagai industri yang paling sering dijadikan target sasaran serangan siber.
Masing-masing mendapatkan 17% dari semua serangan yang dicatat dalam 2018.Dari triliunan log dan milyaran serangan, penelitian ini juga mengungkapkan berbagai jenis serangan yang paling umum yaitu serangan web yang memiliki peningkatan frekuensi sebanyak dua kali lipat sejak 2017 dan terhitung 32% dari semua serangan yang terdeteksi tahun lalu.
Kemudian dilanjutkan dengan pengintaian (16%) dan diikuti berikutnya serangan khusus layanan (13%) dan peretasan password (12%).Dari penelitian ini sendiri dapat disimpulkan bahwa secara global 35% serangan berasal dari alamat IP di AS dan Cina, diikuti oleh EMEA dan APAC.
Baca Juga: Smartphone Huawei Tidak Bisa Lagi Menggunakan Layanan Google
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa cryptojacking mewakili sejumlah besar aktivitas serangan yang tidak inginkan dan seringkali jumlah serangannya terdeteksi lebih banyak daripada gabungan semua malware lainnya di mana paling parah menyerang sektor teknologi dan sektor pendidikan.Hal lain bisa yang bisa dilihat adalah pencurian kredensial meningkat terutama targetnya adalah kredensial yang tersimpan di cloud, sehingga perusahaan teknologi (36%), telekomunikasi (18%), dan layanan bisnis serta profesional (14%) terkena dampaknya.