Find Us On Social Media :

Survei ESET: 58% Konsumen Asia Pasifik Alami Kebobolan Data di 2018

By Liana Threestayanti, Senin, 20 Mei 2019 | 19:00 WIB

Hasil survei ESET mengungkapkan bahwa 58% konsumen di Asia Pasifik pernah kebobolan data dalam 12 bulan terakhir.

ESET memaparkan hasil survei ESET 2018 APAC Consumer Behaviour, di antaranya adalah 58% dari responden pernah mengalami kebobolan data dalam waktu 12 bulan terakhir. Dan 25% mengatakan serangan yang mereka alami adalah akibat virus.

Dari tujuh negara yang disurvei dalam ESET APAC Consumer Behaviour Survey, Thailand merupakan negara yang mengalami serangan virus terbanyak (44%). Masyarakat Thailand juga memuncaki survei untuk urusan menghabiskan waktu untuk online dengan 55% responden menghabiskan 7 jam atau lebih per hari untuk berinternet. 

“Seperti pedang bermata dua, penggunaan data beriringan dengan ancaman siber, yang semakin canggih. Hasil survei kami memperlihatkan bahwa konsumen memiliki pemahaman yang dangkal tentang ancaman siber. Oleh karena itu, adalah sangat penting untuk mengedukasi konsumen tentang ancaman yang terus tumbuh dan langkah-langkah memproteksi mereka secara online maupun offline,”ujar Lukas Raska, Chief Operating Officer, ESET Asia Pacific.

Namun yang melegakan, menurut Lukas, 78%% responden bersikap terbuka terhadap informasi tentang keamanan siber. “Ada berbagai aspek keamanan siber yang bisa dipelajari semua orang, entah itu orang tua, pebelanja daring, pengguna media sosial, atau gamer. Pada akhirnya, dengan lebih banyak informasi, konsumen akan lebih siap menghadapi ancaman siber yang mereka hadapi sehari-hari,” imbuh Lukas.

Survei ini digelar dalam rangka memahami perilaku online konsumen, dan sikap mereka terhadap keamanan siber  terkait kasus-kasus ancaman terhadap data yang baru-baru ini terjadi. Beberapa negara berpartisipasi dalam survei ini: Hong Kong, India, Indonesia, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Thailand. Di tiap negara terdapat 2000 responden, dengan 52% di antaranya adalah pria, dan 48% wanita. Sebagian besar responden berusia 18-24 tahun, dan diikuti oleh responden pada rentang usia 25-34 tahun.