Saat ini Huawei adalah vendor smartphone terbesar ke dua di dunia setelah Samsung dan mengalahkan Apple yang berada di posisi ketiga.
Huawei pun berambisi untuk menggulingkan Samsung yang berada di tahta penguasa pasar ponsel dunia.
Sayangnya, impian Huawei itu mengalami batu terjal yaitu kebijakan Google yang menghentikan dukungan sistem operasi Android untuk ponsel-ponsel terbaru Huawei.
Padahal, Huawei telah mengikrarkan untuk menjadi penguasa pasar ponsel global pada tahun 2020 dan menyalip dominasi Samsung.
Tentunya, langkah Google itu pukulan telak bagi Huawei karena mayoritas ponsel di dunia saat ini berbasis Android.
Apalagi, ponsel-ponsel Huawei yang dijual di luar pasar Tiongkok sangat mengandalkan ekosistem milik Google dan Android.
Pada kuartal pertama tahun ini, Huawei mengapalkan sebanyak 49 persen ponselnya ke pasar di luar Tiongkok.
"Ini akan menjadi seperti saklar yang secara instan menghabisi ambisi Huawei untuk menyalip Samsung di pasar global," kata Vice President of Mobility Canalys Nicole Peng, seperti dikutip CNBC.
Huawei masih bisa menggunakan sistem operasi Android lewat lisensi open source dan saat ini Huawei sedang mengembangkan sistem operasi alternatif jika tidak bisa lagi menggunakan Android.
Research Director Counterpoint Research, Neil Shah mengatakan keputusan Google itu akan membuat Huawei tidak bisa bersaing dengan vendor lain.
"Ini akan membuat kerugian yang jelas untuk (sistem operasi) Huawei versus Android yang digunakan oleh Samsung atau smartphone lainnya dalam hal kurangnya semua aplikasi yang tersedia di Google Play Store, kualitas aplikasi (beberapa mungkin ketinggalan), berpotensi kurang aman karena tidak akan disaring oleh Google atau mengikuti update keamanan bulanan Google dan user-experience keseluruhan di app store," kata Shah.
Jurnalis BBC, Leo Kelion juga mengatakan bahwa ini akan memberikan dampak jangka pendek bagi Huawei karena konsumen akan berpikir dua kali untuk membeli smartphone yang tidak memiliki akses penuh kepada ekosistem Android.
"Pembeli smartphone tidak ingin smartphone Android yang tidak memiliki akses ke Google Play Store, asisten virtualnya atau update keamanan, dengan asumsi ini adalah salah satu layanan yang akan ditarik," ujar Kelion.