Perang dagang Amerika Serikat (AS) vs Tiongkok yang sedang berkecamuk menyerat Huawei sebagai korbannya.
AS memasukkan Huawei ke dalam daftar perusahaan yang dianggap mengancam keamanan AS. Karena itu, semua perusahaan AS yang mau bekerjasama dengan Huawei harus mendapat izin Pemerintah AS.
Tak hanya itu, beberapa perusahaan teknologi AS juga terpaksa memutuskan kerja sama dengan Huawei agar tidak dianggap melanggar hukum.
Hebatnya, tekanan demikian besar dari AS itu tidak membuat bisnis Huawei lemah. Faktanya, Huawei memperoleh 46 kontrak 5G komersial di 30 negara.
Situs Economic Times melaporkan kontrak itu membuat Huawei muncul sebagai perusahaan penyedia jaringan 5G dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Sayangnya, Huawei tidak mengungkapkan negara-negara mana saja yang telah bekerja sama dengan Huawei.
Yang pasti, kontrak tersebut bukan berasal dari negara sekutu terdekat AS seperti Australia, Selandia baru, dan Jepang. Negara sekutu AS tersebut telah melarang penggunaan perangkat untuk jaringan seluler 5G.
Salah satu negara yang pasti menggunakan teknologi 5G Huawei adalah Rusia. Pekan lalu, pemerintah Rusia telah menandatangani kontrak pengembangan jaringan 5G dengan Huawei.
Kementerian Industri dan Teknologi Informasi Tiongkok juga telah memberikan lisensi 5G penggunaan komersial kepada empat raksasa telekomunikasi milik negara untuk mulai meluncurkan layanan 5G.
Huawei mengatakan siap untuk penggunaan komersial 5G di Tiongkok, mengingat Huawei sukses membuat panggilan 5G pertama di dunia dan meluncurkan perangkat terminal 5G pertama.