Find Us On Social Media :

Beli Tableau, Salesforce Serius Garap Bisnis Pengelolaan Data

By Liana Threestayanti, Rabu, 12 Juni 2019 | 09:00 WIB

Akuisisi Tableau, Salesforce incar pertumbuhan bisnis yang lebih tinggi.

Setelah mengakuisisi Mulesoft tahun lalu, kemarin Salesforce mengumumkan keputusannya untuk membeli Tableau, sebuah perusahaan penyedia software visualisasi data dengan 86 ribu pelanggan

Pembelian yang nilainya mencapai US$15,7 miliar dalam bentuk saham itu diumumkan hanya satu minggu setelah Google mengakuisisi Looker, satu perusahaan di bidang data analytics. Para analis menduga, langkah Salesforce ini bukan dalam rangka menyaingi Google. Namun inilah strategi Salesfoce untuk menjadi pemenang di bisnis cloud dan data.

Hampir dua dekade lalu, di awal perkenalannya ke publik, Salesforce menciptakan maskot bernama SaaSy. Maskot ini berupa kata “software” dengan huruf tebal yang diletakkan di tengah tanda larangan (prohibition sign). SaaSy  secara jelas menggambarkan evolusi dari software tradisional ke cloud. Dengan maskot ini, penyedia software Customer Relationship Management berbasis cloud ini pun ingin membedakan dirinya dari perusahaan-perusahaan software yang lebih “senior”, misalnya Oracle.

Namun Tableau bukanlah perusahaan cloud. Produk-produk Tableau utamanya terpasang sebagai solusi on premises di data center perusahaan. Meskipun, menurut CEO Tableau, Adam Selipsky, lebih dari sepertiga software Tableau diinstalasi pelanggan di cloud.

Sementara akuisisi Mulesoft di bulan Maret 2018 memungkinkan Salesforce menyediakan solusi untuk mengkoneksikan data yang tersimpan di berbagai tempat, baik di data center maupun di cloud.

Setelah sebelumnya Salesforce menghabiskan banyak dana untuk mengakuisisi perusahaan pembuat software pemasaran digital, iklan online, dan e-commerce, akuisisi Mulesoft dan Tableau memperlihatkan keseriusan Salesfoce menggarap solusi terkait data.

“Mengambil data, mengintegrasikan data dan menganalisis data adalah kemampuan yang akan memenangkan persaingan,”ujar Ted Smith, dari Union Square Advisors, San Francisco, seperti dikutip dari CNBC.com.

Mengingat posisi Salesforce sebagai salah satu cloud evangelist, akuisisi ini juga menunjukkan minat Salesforce pada perusahaan-perusahaan hybrid yang memiliki akses ke data-data bisnis yang kritis.

Para analis lainnya mengatakan bahwa akuisisi ini diharapkan dapat secara signifikan ikut mendongkrak pendapatan Salesforce.

Tahun ini, Salesforce meraup pendapatan lebih dari US$13 miliar per tahun, dan berharap meraih US$16 miliar di tahun 2020 dan US$28 miliar di tahun 2022. Walhasil, perusahaan yang dikomandani CEO Marc Benioff ini tentu harus keluar dari zona nyaman cloud dan mencari sumber-sumber pertumbuhan baru di luar bisnis cloud murni. Dan Tableau memiliki 86.000 pelanggan bisnis, di antaranya Charles Schwab, Verizon, Schneider Electric, Southwest, dan Netflix.

Menurut Marc Benioff, merger Salesforce dan Tableau akan melengkapi dukungan untuk transformasi digital para pelanggannya. Akuisisi Mulesoft memungkinkan Salesforce membantu pelanggan dalam hal  integrasi pelanggan dan data. Dan pembelian Tableau akan menyokong dari sisi analisis dan visualisasi data ketika pelanggan perlu menelusuri operasional bisnisnya.

Setelah akuisisi, Salesforce dan Tableau akan tetap beroperasi secara terpisah dan menggunakan merek masing-masing. Tableau juga akan tetap bermarkas di Seattle, Washington DC. Tidak akan ada perubahan di jajaran manajemen puncak. Posisi CEO tetap dipegang oleh Adam Selpisky, dibantu oleh timnya saat ini.