Go-Jek kembali mengakuisisi startup untuk menjadikan platformnya sebagai "SuperApp" terbesar di Asia Tenggara.
Yang terbaru, perusahaan ride-hailing asal Indonesia itu baru saja mencaplok startup pencari talent asal India, AirCTO.
AirCTO merupakan startup yang bergerak di bidang pencarian bakat calon pekerja (rekrutmen) dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Nantinya, Go-Jek bakal memanfaatkan platform AirCTO ini untuk mencari sejumlah tenaga developer (pengembang aplikasi) ahli, dengan bakat terbaik untuk membantu membangun platform Go-Jek.
"Tim kami bakal menggunakan teknologi (AirCTO) untuk meningkatkan proses dan kualitas perekrutan di Go-Jek," sebut Sidu Ponnapa, MD Go-Jek India, dalam keterangan tertulis di Blog Go-Jek.
Platform AirCTO juga bakal membantu mencari 100 calon karyawan Go-Jek baru yang nantinya akan menempati kantor Go-Jek teranyar yang berlokasi di kota Gurgaon, India. Sehingga, total karyawan Go-Jek di India diklaim bakal mencapai 500 orang di tahun 2019 ini.
Untuk diketahui, akuisisi AirCTO ini sendiri juga dilakukan Go-Jek untuk menggenjot divisi riset dan pengembangan (R&D) perusahaannya di India.
Sebelum AirCTO, divisi R&D Go-Jek di India diperkuat oleh 3 startup lain yang juga telah diakuisisi oleh perusahaan asuhan Nadiem Makarim ini.
Mereka adalah C42 Engineering, Pianta, dan Leftshift Technologies. Ke depannya, Go-Jek juga berencana bakal melirik perusahaan lain yang bergerak di bidang serupa, fokusnya mencakup startup di bidang engineering serta manajemen desain dan produk, sebagaimana dirangkum Blog Go-Jek.
Dengan begitu, bisa diprediksi Go-Jek bakal mengakuisisi perusahaan serupa AirCTO di kemudian hari.