Find Us On Social Media :

Serangan Siber di APAC Paling Banyak dari Amerika Serikat dan Cina

By Dayu Akbar, Jumat, 21 Juni 2019 | 11:30 WIB

Berdasarkan temuan-temuan yang di dapat Dimension Data mengenai tingkat keamanan siber organisasi di sejumlah pasar dan sektor, tahun ini secara global, rata-rata tingkat kematangan keamanan siber berada pada posisi yang mengkhawatirkan yaitu berada di skal 1,45 dari nilai tertingggi 5. Peringkat ini ditentukan dengan pendekatan keamanan siber secara menyeluruh di organisasi melalui proses, metrik, dan perspektif strategis. Hal ini terjadi di saat kerentanan keamanan juga melonjak ke rekor tertinggi dimana naik sekitar 12,5% dari tahun 2017."Ada beberapa pekerjaan yang memang sudah harus dilakukan di semua sektor untuk membangun tingkat keamanan yang lebih kuat termasuk meyakinkan C-level organisasi mengenai pentingnya investasi strategis demi meningkatkan pertahanan keamanan siber mereka,” kata Neville Burdan, General Manager, Cybersecurity Dimension Data.Sektor keuangan (1,71) dan teknologi (1,66) memiliki peringkat kematangan tertinggi dari sector lainnya. Latar belakangnya didorong oleh posisi mereka yang tidak menyenangkan sebagai industri yang paling sering dijadikan target sasaran serangan siber. Masing-masing mendapatkan 17% dari semua serangan yang dicatat dalam 2018.Dari temuan tersebut juga diungkapkan bahwa serangan siber di kawasan Asia Pasifik paling banyak berasal dari alamat IP di Amerika Serikat dan Cina sebesar 35%. Meski demikian, serangan dari Amerika Serikat ini mengalami penurunan dibanding tahun 2017 yaitu sekitar 31%, sedangkan serangan dari Cina mengalami peningkatan 2%. "Serangan di Asia Pasifik paling banyak dari Amerika Serikat, tapi bukan berarti penjahat (siber) dari sana semua, hanya saja banyak penyerang yang menggunakan sumber daya di Amerika untuk menyerang wilayah tersebut," kata Hendra Lesmana, Presiden Direktur Dimension Data Indonesia.Dari triliunan log dan milyaran serangan, penelitian ini juga mengungkapkan berbagai jenis serangan yang paling umum yaitu serangan web yang memiliki peningkatan frekuensi sebanyak dua kali lipat sejak 2017 dan terhitung 32% dari semua serangan yang terdeteksi tahun lalu. Kemudian dilanjutkan dengan Pengintaian (16%) dan diikuti berikutnya serangan khusus layanan (13%) dan peretasan password (12%).