Media sosial (medsos) telah menjadi wadah eksistensi untuk tetap berhubungan dengan teman dan keluarga. Namun, penggunanya seringkali melangkah terlalu jauh dan cenderung berbagi terlalu banyak hal tentang privasinya. Detail seperti lokasi mereka, tempat liburan, atau data pribadi lainnya dibagikan, membuat mereka rentan terhadap penjahat siber atau lebih buruk.
Menurut survei ESET, 79% responden memilih melakukan beberapa bentuk pemeriksaan sebelum mengobrol dengan orang asing atau tidak mengobrol sama sekali dengan mereka.
Ini berarti bahwa sisanya sebanyak 21% responden melakukan obrolan bebas dengan orang asing di media sosial, membuka diri terhadap kemungkinan kasus pencurian identitas.
Dalam aktivitas pengguna online di Asia Pasifik, kebanyakan pengguna memilih menggunakan smartphone karena alasan kenyamanan dan portabilitasnya, sehingga tidak mengherankan jika sebesar 67% responden mengakses internet melalui perangkat seluler mereka.
Selain itu, 68% responden dari Survei Konsumen ESET APAC menghabiskan lebih dari tiga jam sehari di internet, dengan sekitar 10% menghabiskan sepuluh jam sehari.
Mayoritas responden di semua negara atau 64% ke atas, kecuali Thailand (45%) mengaku menghabiskan sampai enam jam sehari di internet. Seperti penjelasan global di atas, 50% responden Indonesia menghabiskan waktu 3 jam atau kurang di internet setiap harinya dan 46% menghabiskan 4 sampai 6 jam sehari.
Tidak berbeda dengan hasil survei Forbes yang mengatakan bahwa pengguna Indonesia menghabiskan 206 menit sehari di media sosial dibandingkan dengan rata-rata global yaitu 124 menit. Platform teratas seperti Youtube, Whatsapp, dan Facebook semuanya digunakan oleh lebih dari 80% pengguna Indonesia saat online. Dengan peningkatan akses ke internet, menjadi lebih mudah bagi pengguna untuk menikmati berbagai platform di internet. Sebagian besar platform online memerlukan kata sandi untuk membuat akun dan seringkali menjadi satu-satunya bentuk keamanan yang digunakan untuk melindungi informasi pribadi apa pun pada platform. Melihat keunikan kata sandi di seluruh platform, kurang dari setengah (48%) responden APAC menggunakan kata sandi yang serupa di seluruh platform.
Idealnya, tidak boleh ada pengguna yang menggunakan kata sandi yang sama di seluruh platform, itu sama saja dengan memberikan kemudahan bagi peretas karena dengan sekali dayung semua bisa mereka dapatkan.
"Oleh karena itu, diperlukannya kesadaran untuk meningkatkan praktik keamanan dan privasi terbaik untuk memastikan bahwa semua orang aman secara online,” ungkap Yudhi Kukuh (IT Security Consultant, PT Prosperita, ESET Indonesia).
Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat aktif di internet dan media sosial dari hasil survei APAC ESET diketahui bahwa 54% pengguna menggunakan kata sandi unik di seluruh akun online dan platform, menunjukkan mereka menyadari bahaya menggunakan kata sandi yang sama pada akun yang berbeda dapat menyebabkan mereka mengalami kerugian.
Meski demikian persentase pengguna yang memakai kata sandi sama masih tinggi yakni 46%, menjadi kewajiban kita bersama untuk memberikan edukasi yang lebih baik pada publik.